Kemarin saya memberikan hadiah satu buket red roses berikut satu kecupan sayang kepada Mbak Wied untuk mengucapkan permohonan maaf dan rasa sayang saya kepada Mbak Wied. Dan ia menerima bunga tersebut dengan air mata berlinang dan satu senyuman tanda rasa bahagia yang tulus dan juga pertanda, bahwa Mbak Wied telah bersedia untuk memaafkan saya.

Satu kebiasaan bagi saya untuk memberikan bunga kepada Mbak Wied berkali-kali dalam setahun. Jadi bukan hanya sekedar pada HUT atau hari Valentine saja untuk menyatakan rasa sayang saya. Begitu juga saya sering memberikan Angpauw tanpa Mbak Wied harus memintanya terlebih dahulu sekedar, “Just so say I love You” kepadanya.

Ada satu kebiasaan lucu, dimana orang memberi sembilan bunga asli yang segar ditambah satu bunga plastik. Buket ini bisa diartikan semua cinta bisa layu, hanya kasih sayangku kepadamu yang tidak akan pernah layu selamanya.

Hal ini pernah saya lakukan juga kepada Mbak Wied, namun agar tidak terkesan murahan hanya diberikan setangkai bunga plastik. Maka saya persembahkan kepada Mbak Wied bunga mawar berlapis emas murni untuk menunjukan betapa specialnya Mbak Wied bagi diri saya.

Kebiasaan lainnya ialah memberikan bunga Mawar kepada Mbak Wied sesuai dengan jumlah usianya jadi kalau HUT ke 50 = 50 tangkai Red Roses. Hal ini untuk menandakan, bahwa semakin bertambah usia Mbak Wied, semakin bertambah pula kasih sayang saya kepadanya.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa bunga memiliki arti seribu bahasa. Orang memberikan bunga bukan hanya sebagai tanda kasih saja, melainkan juga pada saat orang menikah ataupun meninggal. Makna dan arti filosofi dari bunga ternyata kita juga bisa menyatakan perasaan maupun emosi kita melalui bunga atau yang sering disebut sebagai bahasa bunga.

Misalnya, bunga mawar warna merah ini bisa dilambangkan sebagai tanda rasa cinta yg mendalam, namun mawar warna kuning bisa diartikan kebalikannya atau juga tanda rasa cemburu. Sedangkan bunga lavender melambangkan kesetiaan.

Bahasa Bunga ini disebut dengan "floriography", yang masih dipakai sampai sekarang. 52 persen ekspor bunga dunia berasal dari Belanda, jadi wajarlah banyak orang menduga bahwa tradisi bunga di Indonesia berasal dari Belanda; namun aslinya berasal dari agama Hindu.vTradisi memberikan bunga sudah dikenal sejak 4.000 tahun yang lampau di Mesir.

Cikal bakal pemberi bunga yang pertama di dunia ini adalah Adam ketika ia memberikan bunga yg pertama kepada Hawa; maklum dahulu belum ada toko emas di Taman Firdaus. Namun sudah bisa dipastikan Adam bukanlah seorang tipe playboy, karena saat itu tidak ada perempuan lainnya selain Hawa. Dan terbukti pula bawa Adam tidak pernah ribut dengan ibu Mertua.

Saran dan kesannya saya tunggu dengan ucapan banyak terima kasih sebelumnya dan jangan lupa jaga kesehatan.

Mang Ucup

Menetap di Amsterdam, Belanda