Minggu, 19 Mei 2024 | 15:11
NEWS

Alugoro, Kapal Selam Indonesia dengan Teknologi Mutakhir Pertama di ASEAN

Alugoro, Kapal Selam Indonesia dengan Teknologi Mutakhir Pertama di ASEAN
Kapal Selam Alugoro (Dok PT PAL)

ASKARA - Proyek kapal selam pertama Indonesia akan tetap berjalan di tahun 2021 melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

Indonesia melalui PT PAL Indonesia (Persero) akan memproduksi kapal selam berteknologi mutakhir dengan nama Alugoro. Ternyata, Indonesia mencatatkan sejarah sebagai negara pertama di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang mampu memproduksi kapal selam sendiri. 

PT PAL Indonesia sebagai perakit kapal telah mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Komisi VI DPR sebesar Rp 1,3 triliun untuk pengembangan proyek pada 2021. 

Dalam buku Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021, Kementerian Keuangan menyertakan anggaran melalui skema PMN kepada PAL Indonesia, untuk pengembangan kapal selam.  

Pemerintah dalam RAPBN 2021 diketahui telah memberikan dukungan melalui pemberian PMN kepada PAL Indonesia. Dukungan ini untuk meminimalisir ketergantungan terhadap industri alutsista dari luar negeri. 

Sementara itu, dalam laman resmi PT PAL dijelaskan, kapal selam Alugoro merupakan kapal selam ke-3 dari batch pertama. 

Ini merupakan kerja sama pembangunan kapal selam antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).  

Kapal selam tersebut sepenuhnya dibangun di Fasilitas Kapal PAL Indonesia (Persero). Sedangkan nama Alugoro diambil dari nama sebuah senjata pemukul yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Prabu Baladewa. 

Senjata tersebut berupa gada yang digunakan oleh para ksatria atau bangsawan lainnya. Kekuatan senjata ini adalah dengan sekali pukul dapat menghancurkan kepala orang yang dipukulnya. Tidak hanya itu, senjata ini dianggap sakti karena pemberian dari dewa yaitu Batara Guru sebagai hadiah pada waktu menikah dengan Dewi Erawati.

Kapal selam tersebut memiliki panjang 61,3 meter, kecepatan maksimal saat menyelam 21 knot dan kecepatan maksimal di permukaan 12 knot. Selain itu, mampu berlayar lebih dari 50 hari serta dapat menampung lebih dari 40 kru. (genpi)  

Komentar