Selasa, 23 April 2024 | 23:24
INFRASTRUKTUR

Strategi Pemulihan Bisnis untuk Antisipasi Covid-19

Strategi Pemulihan Bisnis untuk Antisipasi Covid-19
Foto: Humas Bima Sakti Pertiwi

ASKARA - Manajemen PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PMAG) menyusun strategi baru untuk memulihkan bisnisnya agar dapat kembali berjalan normal pasca penyerangan wabah Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Beberapa strategi yang dilakukan adalah melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat untuk mencegah berjangkitnya Covid-19 secara meluas. Itu dilakukan agar masyarakat merasa aman dan nyaman ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan yang dikelola perseroan.

“Strategi kami lainnya adalah melakukan berbagai program promosi untuk memancing minat beli masyarakat serta menunda beberapa pengembangan proyek yang sudah direncanakan sebelumnya untuk memitigasi pandemik Covid-19,” ujar Christopher Sumasto Tjia, Presiden Direktur PMAG, pada acara paparan publik di Jakarta, Senin (31/08).

Christopher mengemukakan, kinerja perseroan di awal 2020 cukup menggembirakan. Pada triwulan pertama 2020, perseroan meraih laba Rp4,4 Miliar. Itu menunjukkan tren positif jika dibandingkan di periode yang sama pada 2019 dimana perseroan merugi Rp1,9 Miliar.

“Tetapi sejak Maret 2020, pendemik Covid-19 di Indonesia berdampak negatif bagi kinerja usaha kami yang bergerak di bidang pengelolaan pusat perbelanjaan dan penyewaan gedung. Selain itu, penurunan daya beli masyarakat juga mendorong penurunan pengunjung pusat perbelanjaan dan penurunan tamu hotel yang secara langsung berdampak terhadap cashflow perseroan. Pasalnya, perseroan sebagai pengelola harus memberikan relaksasi kepada para penyewa gedung perseroan,” papar Christopher.

Christopher juga menuturkan, manajemen perseroan masih terfokus pada rencana usaha yang perseroan yang ditetapkan sebelumnya, yaitu melakukan pembebasan lahan yang berada di belakang Mal Pekanbaru. Kegiatan pembebasan lahan itu saat ini sudah mencapai 80 persen dari target.

“Di samping itu, kami juga memperbaiki dan melengkapi berbagai fasilitas gedung. Saat ini, kami menargetkan laba 2020 sebesar Rp18,2 miliar, akan tetapi angka tersebut akan kami evaluasi dan revisi pada akhir triwulan ketiga tahun ini,” tukas Christopher.

Perseroan adalah emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah mencacatkan sahamnya pada 2019. Kegiatan usaha Perseroan di bidang real estat meliputi real estat yang dimiliki sendiri atau disewa, dimana Perseroan melakukan penyewaan ruang usaha dan pengelolaan gedung.

Dalam melakukan penyewaan ruang usaha, Perseroan menyewakan ruang usaha sebanyak 314 kios milik Perseroan di dalam Mal Pekanbaru dan menyewakan bangunan yang saat ini digunakan sebagai hotel dengan total ruangan sebanyak 201 ruangan yang terletak di sebelah Mal Pekanbaru.

Pada 2019, jumlah pengunjung mall Pekanbaru milik Perseroan mencapai 9,349 juta orang melebihi prediksi sebelumnya sebanyak 9,1 juta orang. Perseroan saat ini memiliki lahan di area sekitar mall Pekanbaru seluas 5.860 meter persergi. Lahan itu akan digunakan untuk membantu pengembangan usaha perseroan di masa depan, yakni untuk gedung perkantoran, hunian bertingkat dan tempar parkir.

Pada 2019, perseroan membukukan pendapatan Rp72,437 miliar yang dikontribusikan segmen penyewaan ruang usaha sebesar 46,47 persen dan dari segmen pengelolaan gedung sebesar 53,53 persen. Perseroan pada 2019 meraih laba Rp24,497 miliar. Sekitar 91,23 persen dari laba tersebut berasal dari segmen penyewaan ruang usaha dan sisanya dari segmen pengelolan Gedung. (industry)

Komentar