Minggu, 05 Mei 2024 | 19:11
NEWS

POP Ditunda, Nadiem Berharap Muhammadiyah dan PGRI Kembali Bergabung

POP Ditunda, Nadiem Berharap Muhammadiyah dan PGRI Kembali Bergabung
Nadiem Makarim (Dok Kemendikbud.go.id)

ASKARA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyampaikan bahwa program organisasi penggerak (POP) akan ditunda. 

Penundaan lantaran ada sejumlah hal menjadi evaluasi dari program yang masuk Merdeka Belajar itu. 

Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, program organisasi penggerak akan dilanjutkan pada tahun 2021 mendatang. 

"Setelah kami evaluasi selama satu bulan, kami memutuskan, karena ada beberapa faktor, untuk menunda program POP untuk tahun 2020. Jadinya program POP itu akan mulai di tahun 2021," kata Nadiem di kompleks Senayan, Jakarta, Kamis (27/8). 

Pihaknya, kata Nadiem, akan memberikan waktu untuk melakukan berbagai macam penyempurnaan, yang sebagian direkomendasikan oleh organisasi-organisasi masyarakat besar. 

Adapun pertimbangan yang memutuskan bahwa program POP ditunda, salah satunya untuk dapat merangkul kembali organisasi masyarakat di dunia pendidikan.

Seperti diketahui, sudah ada tiga organisasi besar yang menyatakan mundur dari program tersebut, yakni Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan terakhir PGRI. Meski dia sudah berusaha merangkul kembali.

"Pertama, memastikan kita bisa merangkul organisasi-organisasi masyarakat di dunia pendidikan yang luar biasa pentingnya. Untuk program kita dan untuk masyarakat Indonesia dengan ilmu mereka sudah berpuluh-puluh tahun," tutur Nadiem.

Selain itu, memberi waktu kepada organisasi-organisasi masyarakat yang gabung di POP untuk merencanakan program pelatihan dan mempersiapkan program di tengah pandemi Covid-19.

"Memberikan organisasi-organisasi tersebut waktu merencanakan program pelatihannya, transformasi sekolahnya di masa Covid-19 ini dengan lebih detail," jelas mantan bos Gojek itu.

Kini NU sudah kembali bergabung, maka tersisa dua ormas pendidikan besar lainnya yakni Muhammadiyah dan Persatuan Guru Republik Indonesia yang hingga saat ini masih menyatakan sikap mundur dari POP. 

"Jadi harapan kami dalam waktu dekat bisa membawa kembali PGRI dan Muhammadiyah kembali ke program POP dan berbagai macam kolaborasi dengan pemerintah lainnya," harapnya. 

Sebelumnya, Nadiem sudah meminta maaf kepada ketiga ormas dan menunda sementara POP dalam waktu 3 pekan sejak 28 Juli untuk melakukan evaluasi internal Kemendikbud yang hingga kini belum diumumkan.

Komentar