Rabu, 15 Mei 2024 | 23:31
NEWS

Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia: Dedikasi Bertahan Hidup Melawan Covid-19

Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia: Dedikasi Bertahan Hidup Melawan Covid-19
Logo Hari Kemanusiaan Sedunia (Twitter)

ASKARA - Hari Kemanusiaan sedunia yang diperingati setiap 19 Agustus, membuat tindakan kemanusiaan semakin relevan karena semua pihak saling bahu membahu menyelamatkan nyawa dari ancaman pandemi Covid-19.

Asisten Deputi Penanganan Pasca Bencana Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Nelwan Harahap menyampaikan seluruh pihak di berbagai sektor memiliki kontribusi dalam melawan COVID-19.

"Para relawan, para pekerja kita di semua sektor hampir semua lini telah mempertaruhkan seluruh dedikasi dan kemampuan untuk bertahan hidup dan bersama melawan Covid-19, tidak terkecuali petani kita di luar sana," kata Nelwan di Graha BNPB, Jakarta, Rabu kemarin (19/8).

Nelwan mengatakan, bahwa ini adalah momentum yang tepat bagi seluruh masyarakat untuk mewujudkan bergotong royong dalam aksi nyata melawan Covid-19. "Kita semua tidak lagi melihat sekat antara satu dengan yang lain," ucapnya. 

"Tidak ada lagi perbedaan antara pemerintah dan non-pemerintah kita semua berbuat tentunya saling menguatkan dan saling mendukung bersama melawan Covid-19," tambah Nelwan.

Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim Nahdatul Ulama, M. Ali Yusuf memaparkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Nahdatul Ulama dalam menangani Covid-19.

Seperti membuat gerakan NU Peduli, bekerja sama dengan pihak terkait, hingga turun langsung dalam melakukan penanganan Covid-19 dan edukasi kepada masyarakat.

"Kami di Nahdatul Ulama melakukan aktivitas respon atau penanganan Covid-19 itu melalui NU Peduli, dan kemudian juga di NU peduli kami juga berkolaborasi-berkoordinasi di Humanitarian Forum Indonesia," jelas Ali.

Sejalan, Eksekutif Humanitarian Forum Indonesia Surya Rahman turut memaparkan Humanitarian Forum Indonesia telah mengerahkan kurang lebih 112.000 relawan untuk menangani Covid-19.

"Ada 31.000 merupakan staff atau pekerja dari lembaga agama tersebut, selanjutnya ada sekitar 80.000 relawan kemanusiaan jadi relawan kemanusiaan ini juga nanti kategorinya juga macam-macam," imbuh Surya.

Pihaknya juga telah menetapkan beberapa fase seperti fase pemulihan yang sebenarnya hampir sama dengan fase new normal. Meski berbeda istilah, namun harapannya tetap sama yaitu membantu masyarakat.

"Kita tidak usah berdebat masalah istilah tapi sebenarnya intinya sama saja bahwasanya apa yang kami lakukan ini bisa membantu masyarakat," tandasnya. 

Komentar