Jumat, 26 April 2024 | 20:56
NEWS

Harga Naik Tinggi, Anak Nggak Ngerokok Malah Ngelem

Harga Naik Tinggi, Anak Nggak Ngerokok Malah Ngelem
Ilustrasi. (Halodoc)

ASKARA - Menteri Sosial Juliari Batubara mengusulkan agar harga rokok per bungkus dijual Rp 100 ribu.  

Menurutnya, rokok yang masih diperjualbelikan secara bebas dan terbuka terlalu mudah untuk diakses oleh anak di bawah umur.

Usulan Menteri Juliari disampaikan saat webinar Hari Anak Nasional 2020 pada Senin 20 Juli.

Dia mengatakan, dengan menaikkan harga rokok, negara akan mendapat cukai yang tinggi dari pajak. Namun yang paling penting bukan pemasukan negara melainkan menghindarkan anak-anak dari rokok.

Selain merusak kesehatan, rokok juga disebut menjadi pintu masuk anak-anak untuk mencoba narkoba.

Menteri Juliari mengakui jika usulannya akan berdampak negatif bagi petani dalam negeri, khususnya bahan baku rokok. Hanya saja, sejauh ini bahan baku rokok lebih banyak impor.

"Jadi harus mendesak pemerintah supaya harga rokok dan cukai dinaikkan. Ini bukan untuk meningkatkan APBN saja, itu jangka pendek. Jangka panjangnya anak kita terlindungi dari rokok," paparnya. 

Usulan Menteri Juliari terus mendapat beragam komentar dari masyarakat. Mayoritas kontra dan meragukan komitmen pemerintah. 

"Rokok harga segitu, anak gak ngerokok, malah ngelem," tulis keterangan pengantar dalam unggahan di Grup Publik Facebook.

Hingga hari ini (Senin, 27/7), unggahan soal usulan Menteri Juliari tersebut sudah dikomentari 3,3 ribu warganet dan dibagikan hingga 595 kali, serta mendapat atensi tanda suka sebanyak 4,4 ribu.

"Semahal apapun kalau peroko ya tetap di beli," tulis akun Agus.

"Pajak rokok besar buat negara..membantu perekonomian..anak anak merokok???? ngapain dipermasalahkan..apa rokok bisa memabukan.trs anak anak berlaga superhero..mabuk karena roko..nggak kan...anak anak merokok ato tidak urusan orangtuanya...triiii...mentriiii....klo nkri ini pingin lebih terpuruk ekonominya....pabrik rokok..bir...cocacola..dll..tutup aja...triiii.....," jelas akun Bronk Allans panjang lebar sambil memberikan lencana.

"Kalau rokok mencapai 100 ribu mending cari rokok ilegal," kata akun Aqila Azahra Duwi Syaputri mencari solusi. 

"Gpp lah harga rokok di naikan.. asal ganja di resmi kan di indonesia gmna setuju gak?" saran akun ObyKecill, sesama ahli hisap.

"Petinggi negara mulai mengeluarkan jurus kebodohan," akun Slanking Superspeed menyimpulkan. 

Tidak sedikit juga warganet yang menyarankan agar pabrik rokok di Indonesia sebaiknya ditutup saja. 

"Pak Mentri pabriknya rokok di tutup aja ntar ngak ada rokok lagi anak2 tidak ngorokok gampang, tapi kehilangan pajak besar dr rokok," tulis akun Sidol Muti.

"Jangan,menaikan harga roko,,berapapun naiknya harga roko pasti aja ada yng beli,,,coba pabrik nya di tutup mah g ada yang beli meren,,,,?" kata akun Ayahdava Aee.

"Bukan harga rokok ny yg di naik kn ,tpi pabrik di tutup," akun Yanni Sinaga Yanni Sinaga menambahkan dengan memeberi lencana. 

"Open your brain before you open your mouth..mikir dlu sblm bicara pak menteriii.. Efeknya pasti bakal lebih besar dan mmbuat perusahaan bangkrut dan karyawannya mau dikemanain pak dhe? Bikin aja peraturan/undang2 khusus buat anak2 d bwh umur yg boleh smp bts umur brp??" akun Anton D'Piero Wangsareja memberi penjelasan. 

Komentar