Sabtu, 20 April 2024 | 00:38
NEWS

Kasus Covid-19 di Jakarta Tinggi, 66 Persen Berasal dari Orang Tanpa Gejala

Kasus Covid-19 di Jakarta Tinggi, 66 Persen Berasal dari Orang Tanpa Gejala
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (Humas Pemprov DKI)

ASKARA - Sepanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi, yakni sejak 4 Juni hingga 12 Juli, Ditemukan sebanyak 6.748 kasus baru Covid-19. 

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, hal itu lantaran pihaknya aktif melakukan tracing (pelacakan). 

walaupun demikian, kasus baru di DKI Jakarta terus mengalami penambahan. Seperti yang terjadi tanggal 2-8 Juli dimana terdapat 34.007 orang yang diperiksa namun positivity rate-nya 4,8 persen.

Sementara, peningkatan terbanyak terjadi pada hari Minggu (12/7) dengan 404 kasus baru. Dengan demikian, angka positivity rate-nya menjadi 10,5 persen atau melonjak dua kali lipat. 

Dikatakan Anies, penambahan itu merupakan peringatan bagi masyarakat DKI Jakarta agar lebih waspada dan disiplin.

"Secara khusus saya ingin menyampaikan hal ini kepada seluruh masyarakat DKI Jakarta jangan anggap enteng, jangan anggap ringan, jangan merasa bebas dari wabah Covid-19," tuturnya pada sesaat lalu melalui live streaming, Minggu (12/7).

Meskipun DKI Jakarta menemukan 200 kasus, namun dari 4.000 tes. Maka positivity rate-nya hanya 5 persen.

"Berbeda dengan 200 kasus dari 1.000 tes, maka (positivity rate)-nya 20 persen," ucapnya.

Anies mengklaim, selalu memperhatikan angka presentase positivity rate dari jumlah penambahan kasus agar bisa menjadi perhatian apakah dianggap serius dan perlu diantisipasi atau yang bisa dikendalikan.

Selain itu, dari segi terbesar penyebaran Covid-19, Anies menjelaskan mulai 4 Juni hingga kini klaster terbesar adalah rumah sakit dengan persentase penyebaran 45,26 persen. Kedua, klaster komunitas 38 persen, pasar 6,8 persen, pekerja migran Indonesia 5,8 persen. Sisanya berasal dari perkantoran.

"Saya ingatkan kepada semua, 66 persen dari yang kita temukan adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) bahwa dia tidak sadar kalau dia sudah terekspose," ungkap Anies.

Menurut Anies, jika petugas medis tidak mendatangi datang melakukan tes, maka orang tersebut tidak akan merasa bahwa dirinya positif Covid-19.

"Dia membawa virus Covid-19, inilah sebabnya mengapa kita harus hati-hati. Berbeda kalau yang positif yang kita ditemukan adalah yang sakit, yang datang ke rumah sakit, puskesmas, tidak. Ini 66 persen yang kita temukan karena kita lakukan tes," tandas Anies. 

Komentar