Kamis, 19 Juni 2025 | 12:58
NEWS

Hati-hati Penipuan, Ini Ciri Pelacak Kontak Covid-19 yang Asli

Hati-hati Penipuan, Ini Ciri Pelacak Kontak Covid-19 yang Asli
Ilustrasi Contact Tracer Covid-19 (BBC/Getty Images)

ASKARA - Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk New York meminta Warga Negara Indonesia (WNI) waspadai penipuan pelacak kontak (concact tracer) Covid-19. 

Dalam akun Instagram @indonesianconsulate_ny, disebutkan, marak penipuan yang mengatasmamakan Contact Tracer Covid-19 meminta data-data personal yang sensitif. 

"KJRI New York mengimbau agar seluruh warga masyarakat Indonesia untuk waspada dan berhati-hati terhadap upaya penipuan dimaksud," tulis KJRI New York dikutip Askara, Rabu (8/7).

KJRI New York menjelaskan perbedaan contact tracer asli dan yang palsu. Pertama, contact tracer akan meminta data diri Anda, namun bukan informasi keuangan/perbankan. 

"Contact tracer akan meminta Anda untuk mengonfirmasi nama, alamat, dan tanggal lahir. Namun biasanya, Contact Tracer telah memiliki informasi tersebut," tuturnya.

Mereka juga akan menanyakan informasi mengenai kondisi kesehatan terkini, riwayat kesehatan dan perjalanan. KJRI New York juga menekankan bahwa Contact Tracer yang asli tidak akan meminta informasi nomor identitas, social security atau perbankan.

Kedua, Contact Tracer akan memperkenalkan diri sebelum memulai percakapan pada sambungan telepon, yakni memberikan informasi mengenai nama dan asal institusi seperti Departemen Kesehatan, atau lembaga khusus lainnya.

Ketiga, Contact Tracer biasanya hanya menghubungi melalui sambungan telepon.

"Harap berhati-hati terhadap contact tracer yang menghubungi melalui media sosial dan pesan singkat (SMS)," katanya.

Keempat, Contact Tracer yang asli tidak akan pernah mengungkapkan identitas seseorang yang dinyatakan positif Covid-19.

"Jika mereka menyebutkan nama seseorang, harap diperhatikan bahwa hal tersebut merupakan penipuan," ungkapnya.

Terakhir, jangan membuka situs dan link yang disebarkan melalui pesan singkat (SMS). Biasanya penipu menggunakan website yang terlihat seperti website resmi pemerintah.

"Jika sekiranya terdapat keraguan, jangan membuka situs dari link yang disebarkan melalui SMS," tandasnya.

Komentar