Kamis, 25 April 2024 | 15:10
OPINI

Si Ucup Itu Sombong Rohani

Si Ucup Itu Sombong Rohani
Mang Ucup

Ucup, Ucup, kalau hanya sekedar genit atau centil rohani saja tidak masalah. Namanya juga sudah narsis habis dari sananya, asal jangan jadi sombong rohani saja. Ingat usiamu bukan hanya sekadar bau tanah lagi, melainkan sudah bau bangkai tulen alias sudah cepat menjemput maut!

Kesombongan rohani si Ucup bisa terendus, dari berbagai macam kisah sad story yang viral di medsos, seakan-akan ingin dapat gelar jadi nabi! Apa sebenarnya yang ingin diraih? Ratusan like, tepuk tangan ataukah one way ticket ke Sorga?

Jangan harap kamu bisa dapatkan, sebab seperti juga yang tercantum dalam Alkitab: Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Bahkan kisah ini di gas habis secara jor-joran dan diviralkan di medsos. Jadi yang sudah pasti kamu akan dapat one way ticket ke api Neraka !

Apakah hal ini hanya di lakukan oleh Mang Ucup saja ? Orang sombong rohani ini bisa kita baca bahkan lihat di medsos. Dimana mereka saling berdebat kusir dengan mengeluarkan kata-kata jorok dan kasar. Sehingga membuat muak para pembacanya. Apakah ini untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah? Atau hanya sekedar untuk mendapatkan bungkus atau jubah?

Kesombongan rohaniah lainnya, ialah dimana kita mulai menilai, bahwa umat agama lain (the other) itu lebih bejat, lebih brengsek dan lebih buruk daripada umat agamanya sendiri. Kristen yang jadi maling, pemerkosa maupun pembunuh pun berjibun banyaknya! Begitu juga di dalam agama lainnya seperti Islam, Buddha maupun Hindu sama saja.

Apakah umat Kristen itu lebih baik daripada umat Islam? saya yakin tidak, begitu juga kebalikannya.Apakah agamais lebih baik daripada orang kapir? Tidak! Bahkan sudah terbukti banyak orang kafir yang kelakuannya jauh lebih baik dan lebih sopan daripada para pemeluk agama. Begitu juga dengan para pembimbing agama yang mengaku sebagai hamba – jongos Tuhan,

Namun kenyataannya ingin diperlakukan dan dielu-elukan sebagai Lion King sehingga harus dipromosikan secara besar-besaran lengkap dengan foto atau film. Maupun pasang iklan sebesar gajah atau bildboard digital dengan motto “good display is good bussiness”.

Sebenarnya semua ajaran agama itu sama yang beda hanya ilahnya saja yang berlainan. Masing-masing ilah menawarkan komoditi keselamatan agar bisa mendapatkan sepetak kapling di "Sorga Indah".

Para pembimbing agama adalah salesmannya sedangkan Alkitab adalah brosurnya. Maklum disitu tercantum dengan jelas semua persyaratan untuk bisa mendapatkan kapling tersebut, Banyak rumah ibadah di Indonesia saat ini dari segi kemegahannya tidak kalah dari Ceasars Palace di Las Vegas. Namun ironisnya rumah penduduk di sekitarnya masih berupa gubuk di kampung kumuh.

Yang jadi pertanyaan untuk siapa rumah Ibadah itu dibangun? Apakah Sang Pencipta butuh rumah ibadah yang super mewah dan super the lux? Apakah Sang Pencipta hanya mau hadir di rumah Ibadah yang mewah saja? Apakah ini hanya sekedar untuk memenuhi kesombongan rohani dari umat maupun para pembimbing Agamanya? Mohon petromaksnya. Maturnuwun sanget berkah dalem.

Mang Ucup

Menetap di Amsterdam, Belanda

Komentar