Minggu, 19 Mei 2024 | 05:38
NEWS

Dokter Reisa Ingatkan Ancaman DBD di Tengah Wabah Covid-19

Dokter Reisa Ingatkan Ancaman DBD di Tengah Wabah Covid-19
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro. (Dok. BNPB)

ASKARA - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia terus meningkat. 

Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasusnya mencapai lebih dari 700 ribu. Gugus Tugas Nasional meminta masyarakat mewaspadai ancaman DBD. 

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan, DBD adalah salah satu tantangan terberat pemerintah. Beban kesehatan masyarakat yang juga mengancam kesehatan. 

Kasus DBD yang tersebar di 465 wilayah administrasi tingkat kabupaten dan kota mengakibatkan jumlah kematian hampir 500 jiwa. 

"Di tengah pandemi Covid-19 kita juga harus menekan angka kesakitan DBD. Kita harus tetap bergerak, memantau nyamuk baik secara mandiri, bersama-sama, maupun bekerja sama dengan pemerintah," ujarnya di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (4/7).

Dokter Reisa meminta masyarakat menjaga kebersihan lingkungan secara rutin satu bulan sekali, sehingga bisa mencegah penyakit DBD. 

"Sekarang kita mulai produktif kembali. Maka, mari perhatikan saluran air, tempat nyamuk bertelur, dan tempat-tempat dengan reservoir air," ucapnya. 

Sebab nyamuk Aedes aegypti lebih senang bersarang di air yang bersih yang dibiarkan tergenang. 
Dokter Reisa menyampaikah langkah pencegahan dengan melakukan 3M. Pertama, menguras penampungan air bersih atau mengeringkan genangan air, menutup kolam atau wadah penampungan air, dan mengubur barang bekas atau mendaur ulang limbah bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk. 

"Itu adalah langkah-langkah utama pencegahan DBD," kata Dokter Reisa.

Langkah lain yang praktis yaitu jangan menggantung pakaian bekas pakai yang berpotensi menjadi tempat bersembunyi nyamuk di dalam rumah. 

"Kebiasaan baru yang mengharuskan kita untuk membersihkan diri setelah sampai di rumah. Sekaligus memastikan pakaian kita pakai setelah aktivitas langsung dicuci," tutur Dokter Reisa. 

Hal itu sejalan dengan pesan pemerintah untuk memberantas Covid-19 sekaligus dapat mencegah DBD. 

Masyarakat juga diminta untuk berkoordinasi dengan pengelola lingkungan dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk di pemukiman.  

"Ya terutama dimulai dari rumah anda sendiri. Dalam adaptasi kebiasaan baru di mana kita menjalani kebijakan pengaturan waktu kerja, penggiliran hari kerja," ujarnya. 

"Pergantian hari berkantor dan bisa bekerja dari rumah atau work from home memberikan kita waktu untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar rumah kita," tambah Dokter Reisa.  

Komentar