Kamis, 25 April 2024 | 19:34
CULINARY

Mie Lethek, Hidangan Istimewa dari Selatan Yogyakarta

Mie Lethek, Hidangan Istimewa dari Selatan Yogyakarta
Sajian Mie Lethek. (IG @kochambackpacking)

ASKARA - Selain cita rasa dari makanan hampir semua orang pertama kali akan mempertimbangkan bentuk dan tampilan makanan yang akan dibeli. 

Memang benar, warna yang menggugah selera menjadi daya tarik tersendiri, namun jangan mudah terkecoh, ternyata tidak semua yang terlihat buruk itu tidak enak. Salah satu contohnya adalah makanan khas dari selatan Kota Yogyakarta, tepatnya di Kabupaten Bantul yang bernama mie lethek.

Siapa yang tidak suka mie? Mulai dari anak-anak hingga orang tua menyukai mie. Nah, mie produk Bantul khususnya Srandakan ini sangat unik karena memiliki warna yang berbeda dari mie yang hadir di masyarakat.

Pada umumnya, mie yang hadir di masyarakat berwarna kuning bersih dan menggugah selera namun untuk mie lethek ini jauh dari kata cantik. Seperti namanya, lethek sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang artinya kusam.

Warna kusam yang melekat pada mie berasal dari bahan dasar pembuatannya yakni tepung tapioka atau tepung gaplek (pati singkong). Karena warna gaplek cenderung abu-abu maka mie lethek memiliki warna yang kusam.

Jangan ditanya soal rasa, meski warnanya kusam dan cenderung aneh, mie lethek memiliki cita rasa yang sangat istimewa, apalagi diolah dengan tambahan bumbu-bumbu khas masakan bakmi Jawa. Dijamin deh, sekali mencobanya bakalan langsung ketagihan, bahkan mantan Presiden Amerika Obama pun terkesan dengan mie lethek asli Bantul ini.

Masih ada keunikan lain dari mie lethek yakni dari cara pembuatannya. Cara membuat mie lethek masih sangat tradisional, salah satunya saat proses mengolah pati singkong menjadi sebuah adonan bahan mie.

Dalam proses ini pembuatan mie lethek masih memanfaatkan tenaga sapi untuk menarik sebuah kayu untuk mengaduk adonan yang diletakkan di sebuah wadah berbentuk silinder sebagai alat penggiling.

Selanjutnya, bahan baku mie dikukus di tungku. Untuk menghasilkan tekstur yang diinginkan bahan diaduk kembali. Saat tekstur telah sesuai (lebih kenyal dari mie biasanya) mulailah proses pencetakan dan dijemur, untuk penjemuran hingga kering hanya menggunakan bantuan sinar matahari di mana memerlukan waktu kurang lebih 18 jam.

Mie lethek biasanya biasanya diolah menjadi mie goreng dengan ditambahkan telur bebek untuk menciptakan rasa yang lebih gurih.

Saat ini sudah banyak sekali warung yang menjajakan mie lethek di Yogyakarta, salah satunya adalah Mie Lethek Kang Sum, di mana warung makan sederhana ini tidak pernah sepi pembeli. Untuk lokasinya berada di bekas Pasar Imogiri, Bantul, dekat kompleks makam raja-raja Mataram. (piknikdong)

Komentar