Minggu, 05 Mei 2024 | 06:28
NEWS

Usai Lebaran, Pengusaha: PHK atau Tutup

Usai Lebaran, Pengusaha: PHK atau Tutup
Ilustrasi. (Dok. Industry)

ASKARA - Dunia usaha tengah kembang-kempis dalam menjalankan operasional saat ini karena dampak pandemi corona. 

Diperkirakan banyak usaha mulai akan gulung tikar dan PHK pada Juni atau setelah Lebaran, bahkan saat ini sudah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) masif. 

Pengusaha mendesak ada relaksasi pembatasan sosial dan menghidupkan kembali aktivitas ekonomi usai lebaran.

"Ada yang sudah mulai bangkrut. Nah jadi kalau kita harus ada yang monitor gimana kebangkrutan itu terjadi," kata Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam, Kamis (14/5).

Dia menjelaskan, demi menghindari kejadian sama terulang di banyak perusahaan lain maka perlu ada transisi masa dari kondisi berat ke masa recovery. Saat ini sedang tidak ideal karena tren positif Covid-19 kembali menanjak. Namun di sisi lain, pengusaha tidak bisa menunggu lama untuk sanggup berada dalam masa bertahan.

"Harus lakukan relaksasi di tengah pandemi yang mungkin puncak-puncaknya. Itu yang disebut berdamai dengan Covid-19," kata Bob Azam.

Apalagi, kalangan usaha menilai sejumlah langkah pemerintah yang mengucurkan stimulus triliunan rupiah tidak begitu terasa. Bob Azam menilai, di lapangan, masih terlihat ketidaksinkronan kebijakan dari atas.

"Sekarang paling penting grand strategi pemerintah untuk pindah dari survival ke recovery. Gimana policy-policy-nya. Kan waktu itu sudah dianggarkan sekian triliun. Gimana implementasinya, itu yang ditunggu dunia usaha," sebut Bob.

Kejelasan implementasi di lapangan memang ditunggu oleh dunia usaha. Karena jika kaku maka akan berdampak besar. 

"Ada dua skenario yang sudah dilaporkan oleh ibu menteri keuangan. Satu berat dan sangat berat, berat itu sekitar 2,9 juta pengangguran kalau sangat berat bisa 5,2 juta," ujar Bob Azam. (industry)

Komentar