Minggu, 05 Mei 2024 | 06:42
NEWS

Sejarah Terburuk Amerika, Pengangguran Mencapai 20 Juta Orang Akibat Corona

Sejarah Terburuk Amerika, Pengangguran Mencapai 20 Juta Orang Akibat Corona
Ilustrasi. (Radarlombok)

ASKARA - Wabah virus corona (Covid-19) telah menyebabkan sebanyak 20 juta orang di Amerika Serikat kehilangan pekerjaan pada April. 

Departemen Tenaga Kerja AS, Jumat (8/5) merilis bahwa tingkat pengangguran naik menjadi 14,7 persen dari sebelumnya pada Maret sekitar 4,4 persen dan hanya 3,5 persen pada Februari sebelum negara itu terdampak virus. 

Hal ini menjadi catatan buruk bagi AS dalam satu dekade terakhir. Di mana sebelumnya kenaikan tingkat pengangguran juga terjadi tahun 1982 sekitar 10,8 persen. Adapun, pada September 1945 tercatat di akhir perang dunia kedua sebanyak hampir 2 juta orang menganggur. Kemudian tahun 2009 sekitar 800 ribu orang.

"Ini adalah angka yang sangat mengejutkan. Kami belum pernah melihat yang seperti ini sejak Depresi Hebat," kata profesor keuangan di Universitas Bisnis Mendoza Notre Dame Jason Reed.

Dia mengatakan, meledaknya jumlah pengangguran di AS mungkin disebabkan menganggap remeh kehadiran Covid-19. Hal ini telah menyebabkan kantor-kantor pengangguran negara kewalahan dan jutaan pengangguran belum menerima klaim manfaat.

"Laporan situasi ketenagakerjaan mengonfirmasi apa yang sudah kita ketahui terkait ekonomi. Terlepas dari angka resmi, kita tahu bahwa satu dari lima pekerja mengajukan asuransi pengangguran. Ini mengejutkan," lanjut Reed. 

Bahkan laporan Kamis kemarin bahwa 3,2 juta orang telah mengajukan tunjangan pengangguran sejak pekan. Namun hingga hari ini jumlah pengajuan menurun setiap pekan tetapi tetap pada tingkat yang tinggi secara historis. 

Total yang telah mengajukan klaim manfaat adalah lebih dari 33 juta orang dalam tujuh pekan terakhir. Buruknya, kota-kota termasuk California, Ohio, dan Washington diperkirakan kehabisan dana untuk membayar klaim menjelang pekan depan. 

Negara Bagian Washington telah menyetujui tunjangan pengangguran seorang pria bernama Ivan Schierling (34) pada 27 Maret tetapi tujuh pekan kemudian masih belum dipastikan apakah dapat membayar klaim tersebut.

Schierling mengatakan, pengajuan klaim hanya untuk membayar kartu kredit, kesehatan dan mobilnya. Tidak termasuk untuk biaya hidup.

"Aku tidak bisa membayar susu atau gas untuk berkeliling. Saya agak tercengang, tidak ada yang bisa saya lakukan, saya hanya duduk, perlahan-lahan kehabisan uang tunai," katanya.

Situs Worldometers per hari ini waktu 13.53 GMT mencatat Amerika Serikat masih menjadi negara peringkat pertama yang terdampak Covid-19. Yakni 1.293.907 kasus positif, 76.998 meninggal dunia, dan pulih 217.251 orang.

Komentar