Jumat, 17 Mei 2024 | 05:18
NEWS

Ancaman Sektor Pendidikan Kian Nyata, JPPI: Selamatkan dari Pandemi

Ancaman Sektor Pendidikan Kian Nyata, JPPI: Selamatkan dari Pandemi
Ilustrasi. (Merahputih)

ASKARA - Layanan pendidikan di Indonesia dinilai masih gagap menghadapi bencana. 

Seharusnya pemerintah mampu menghadapi ini sejak awal, di mana pemenuhan hak pendidikan bagi warga negara belum menjadi sektor utama dalam situasi darurat.

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menekankan bahwa mengabaikan sektor pendidikan di kala bencana adalah kelalaian fatal yang mengundang bencana berikutnya yang lebih destruktif. 

"Saat ini pemerintah terkesan belum menyelamatkan sektor pendidikan tetapi membiarkan pendidikan berjalan terseok-seok," ujar Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji dalam refleksi Hari Pendidikan Nasional 2020 di Jakarta, Sabtu (2/5).

Dikatakannya, dana darurat sekitar Rp 405 triliun untuk penanggulangan wabah Covid-19 yang menyasar banyak bidang ternyata tidak menyelamatkan sektor pendidkan. 

"Bahkan dana pendidikan di Kemendikbud dan Kemenag direalokasikan untuk sektor lain. Akibatnya, ancaman di sektor pendidikan kian nyata di depan mata," tutur Ubaid. 

Sehingga angka kemiskinan naik tajam dalam situasi seperti ini. Tentu akan berdampak pada kemampuan orang tua untuk menyekolahkan anaknya. 

"Buat makan saja susah apalagi buat bayar sekolah. Sebab sekolah kita masih saja banyak bayar pungutan ini dan itu," jelas Ubaid.

Mendapatkan akses sekolah adalah hak dasar warga negara. Jadi harus dijamin, jangan malah diabaikan. 

Akibat situasi ini sekolah terancam gulung tikar mengingat banyak juga sekolah swasta. Belum lagi tingkat madrasah yang mayoritas adalah swasta. 

"Mereka semua adalah komponen yang paling terdampak pandemi ini. Hampir 56 persen sekolah swasta di Indonesia mengalami kesulitan biaya operasional. Kalau ini dibiarkan, ada banyak guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang terlantar," beber Ubaid. 

Kurikulum pembelajaran saat ini masih mengacu pada pendidikan normal. Akibatnya, guru harus mengajar, murid mengerjakan tugas banyak, dan juga orang tua harus dampingi anak setiap hari. 

Padahal mereka juga harus menghadapi situasi yang serba sulit. Pemerintah harus membuat pedoman dan kurikulum pembelajaran di kala pandemi. 

"Ini penting supaya belajar tetap dapat dilakukan dengan menyenangkan, tidak membuat anak stres, dan ada capaian target-target yang terukur," demikian Ubaid. 

 

Komentar