Rabu, 22 Mei 2024 | 22:17
COMMUNITY

Merasakan Samudera Kasih Sayang Tuhan Melalui Puasa

Merasakan Samudera Kasih Sayang Tuhan Melalui Puasa
Ilustrasi Puasa Ramadan (Istimewa/lampung.co)

ASKARA - Bulan Ramadan memiliki kelebihan dibanding dengan bulan lainnya. Bahkan disebut sebagai bulan penuh kemuliaan, ampunan dan keberkahan. Karenanya momentum Ramadan tepat untuk muhasabah. 

Pendiri Komunitas Tasawuf Underground, Halim Ambiya mengajak semuanya merenung sebenarnya untuk apa dan siapa berpuasa. Mengapa harus menahan lapar dan haus?

Bukankah kapan pun dan dimana pun bisa lakukan? Mengapa harus menahan kebutuhan biologis? Jika sudah dihalalkan mengapa terlarang di siang hari Ramadan.

Sepertinya Allah menjadikan bulan Ramadan menjadi urusan yang sangat pribadi. Antara Dia dan hamba-Nya. Hingga terlalu pribadi, semua kebiasaan halal, kesukaan halal, kebutuhan halal dan hubungan halal seorang hamba dianggap pendurhakaan terhadap-Nya jika dilakukan di siang hari bulan Ramadan. 

"Allah ingin hamba-hamba-Nya tetap bersama-Nya, memperbanyak persembahan ibadah kepada-Nya, menyebut dan menyanjung-Nya, membaca ayat-ayat-Nya, dan berlapar-lapar untuk-Nya," tulis Halim Ambiya dalam akun Instagram @tasawufunderground, Kamis (30/4).

Umatnya ingin berlama-lama di malam hari untuk berjumpa dengan-Nya. Dia ingin dikenali dalam berbagai sifat dan asma-Nya yang begitu indah. 

"Melalui sifat kasih sayang-Nya, Dia ingin kita peduli dan membantu fakir-miskin. Melalui sifat lembut-Nya, Dia ingin agar kita peduli pada sesama," tuturnya. 

Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman, semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Sungguh puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya. (HR Bukhari dan Muslim).

"Allah memang telah menjadikan puasa begitu pribadi dan sangat spesial, antara hamba-Nya yang beriman dengan Dia," ucap Halim Ambiya. 

"Semoga kita bisa merasakan bagaimana cara Tuhan menarik kita dalam samudera kasih sayang-Nya melalui ibadah puasa Ramadan yang kita jalankan," tambahnya. 

Komentar