Jumat, 17 Mei 2024 | 12:25
NEWS

Obat Herbal China Masuk RS Rujukan dan Empon-empon Indonesia, Ini Faktanya

Obat Herbal China Masuk RS Rujukan dan Empon-empon Indonesia, Ini Faktanya
Ilustrasi jamu yang diracik dari empon-empon (Dok Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

ASKARA - Herbal atau jamu-jamu khas Indonesia berpotensi membantu kesembuhan pasien terinfeksi virus corona baru atau Covid-19, tak kalah dari obat herbal asal China yang dikabarkan telah masuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 di Indonesia beberapa waktu lalu.

Ilmuwan dan dokter saat ini mengupayakan agar jamu memasuki tahap uji klinis pada manusia.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania dalam sebuah sesi diskusi mengatakan, perizinan uji klinik di RS Darurat Wisma Atlet dan prosedur birokrasi masih dilakukan.

Berikut beberapa fakta tentang herbal asal China, dirangkum dari pernyataan Inggrid Tania.

Pertama, pada pasien Covid-19, jamu bisa membantu ketika terjadi badai sitokin pada peradangan paru-paru berat. Namun ini baru sebatas testimoni pasien.

Kedua, menurut Tania, obat herbal China yang masuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 beberapa waktu lalu sebenarnya belum diuji klinis pada manusia.

Ketiga, obat herbal China sebenarnya berkhasiat sama seperti tanaman herbal di Indonesia antara lain untuk meredakan gejala seperti demam, meriang, batuk, pilek dan sakit tenggorokan misalnya empon-empon seperti yang rutin dikonsumsi Presiden Joko Widodo atau daun sirih.

Lalu penelitian biofarmatika yang dilakukan UI dan IPB juga menyebutkan jambu biji, kulit jeruk, daun kelor, potensi antivirus dari sambiloto dan tanaman lainnya.

Keempat, banyak herbal Indonesia yang berpotensi, karena penelitian sampai tingkat hewan coba sudah menunjukkan hasil yang demikian.

"Banyak sekali herbal yang berpotensi tapi kembali lagi perlu dibuktikan dengan uji klinis pada pasiennya langsung lewat prosedur penelitian baku, bukan sekadar uji coba pakai dan dikasih sekadar testimoni," kata dia.

Kelima, Inggrid menyoroti efek pemberitaan tentang satgas DPR membagikan herbal China pada rumah sakit rujukan Covid-19 yang membuat masyarakat awam memburu obat-obat itu dan muncullah obat bermerek palsu. Ada kesan herbal China sangat efektif hingga dipakai di rumah sakit rujukan Covid-19.

"Ini kan sebenarnya secara ekonomi juga merubuhkan pasar dari jamu atau herbal Indonesia juga karena herbal China ini mendapat kesempatan dipakai di rumah sakit rujukan sementara jamu atau herbal Indonesia belum mendapatkan kesempatan tersebut," ujarnya.

Keenam, para dokter yang bertugas di rumah sakit rujukan juga sempat bingung karena pada kemasan obat tidak tertulis komposisi obat, lokasi produksi. Di luar kemasan hanya tertera cara penggunaan dan dosisnya. (ant/jpnn)

Komentar