Jumat, 17 Mei 2024 | 01:41
NEWS

Kenali Penyebab Anak Tertekan di Tengah Wabah Covid-19

Kenali Penyebab Anak Tertekan di Tengah Wabah Covid-19
Psikolog Dr. Seto Mulyadi. (BNPB)

ASKARA - Perlu tingkat kesabaran tinggi untuk tetap berada di rumah hingga waktu yang tidak ditentukan. 

Terlebih dengan adanya larangan mudik pada Ramadan tahun ini yang juga menjadi cara untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). 

Psikolog Dr. Seto  Mulyadi, M.Psi mengatakan, data Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), kondisi saat ini berdampak pada psikis anak. Di mana anak merasa tertekan akibat kebijakan untuk tetap berada di rumah. 

Namun, menurutnya, hal itu tidak akan terjadi jika orang tua mampu menghadapi atau mengajari anak dengan baik. Penyebab lain, anak merasa tertekan saat orang tua menjadi guru di rumah dengan gaya pengajaran yang diktator.

"Para orang tua sekarang harus menjadi guru tiba-tiba di dalam rumah dan kemudian mencoba untuk menjelaskan menerangkan, memaksakan suatu hal dicapai oleh putra-putrinya sendiri. Sehingga akhirnya yang muncul adalah anak-anak tertekan," ujarnya di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (25/4).

Anak-anak pun akhirnya merasa rindu kembali ke sekolah untuk bertemu dengan guru yang menjelaskan pembelajaran dengan lebih nyaman, tenang, lebih kreatif dan sebagainya.

"Tekanan-tekanan demikian tanpa sadar menimbulkan kekerasan terhadap anak. Dan dampaknya anak-anak juga mengalami stres," ujar Kak Seto, sapaan akrabnya. 

Anak merasa tertekan juga bisa disebabkan ketika sedang menggunakan gadget, di mana mereka mencoba untuk mendapatkan informasi-informasi tanpa ada pendampingan dari orang tua.

"Sehingga saling mengontrol apa yang diunggah-unggah oleh anak-anak melalui media gadget tadi. Kadang-kadang juga nuansanya juga penuh kekerasan, ada kekerasan, sesuatu yang mengerikan mungkin pornografi dan kadang juga kekerasan seksual melalui media daring," jelas Kak Seto. 

Kemudian disebabkan oleh orang tua perokok, di mana dalam keadaan penuh tekanan permasalahan ekonomi serta tetap berada di rumah anak bisa menjadi imbas orang tua yang merokok, sehingga terpapar nikotin.

"Tentu saja juga meracuni putra-putri tercinta karena masih ada balita masih ada bayi kadang juga paparan dari nikotin yang tersebar di berbagai peralatan rumah tangga. Ini juga akan berdampak sangat negatif pada kesehatan putra-putri tercinta," ujar Kak Seto. 

Dengan ini, Kak Seto meminta agar para orang tua untuk bisa lebih mewaspadai segala tindakannya terhadap anak guna menghindari tekanan psikis.

"Para orang tua kembali harus lebih tahan banting karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai daya lenting yang luar biasa kalau itu dipercayakan. Kalau itu saling mengingatkan antar sesama orang dewasa," bebernya.

"Orang tua juga mohon memahami potensi putra-putri yang saling berbeda. Pada dasarnya semua anak cerdas hanya terjadinya masing-masing berbeda, bisa pintar matematika tapi ada yang cerdas musik, pintar menyanyi, pintar memainkan alat musik," sambung Kak Seto. 

Dia pun menekankan agar keberadaan orang tua bersama anak di rumah di tengah wabah Covid-19 menjadi kesempatan berharga untuk lebih dekat dan mengenali lebih dalam keinginan sang anak.

"Di mana para ayah dan bunda berada di dalam keluarga saling menemukenali potensi putra-putri yang saling berbeda," demikian Kak Seto.

Komentar