Jumat, 17 Mei 2024 | 22:11
TRAVELLING

Semburat Jingga di Keraton Sang Ratu Boko, Yogya Memang Istimewa

Semburat Jingga di Keraton Sang Ratu Boko, Yogya Memang Istimewa
Candi Ratuboko (rezaadityapratama.web.ugm)

ASKARA - Ratu Boko dan Bandung Bondowoso menjadi kisah yang melegenda. Dalam salah satu versi, Ratu Boko disebut sebagai raksasa yang tinggal di istana di aula situs Ratu Boko dan suka makan manusia. Semantara, Bandung Bondowoso adalah ksatria yang membunuhnya. 

Hubungan antara Legenda Ratu Boko yang terkenal dan situs Ratu Boko yang asli dipelajari oleh arkeolog asal Belanda N.J. Krom. Dia mencoba mengetahui apakah ceritanya didasarkan pada kerajaan yang sebenarnya atau tidak.

Nama "Ratu Boko" berasal dari legenda masyarakat setempat. Ratu Boko (bahasa Jawa, arti harafiah: "raja bangau") adalah ayah dari Loro Jonggrang, yang juga menjadi nama candi utama pada kompleks Candi Prambanan. Kompleks bangunan ini dikaitkan dengan legenda rakyat setempat Loro Jonggrang.

Nama Ratu Boko diperkirakan sudah digunakan di abad ke-8, pada masa Wangsa Syailendra (Rakai Panangkaran) dari Kerajaan Medang (Mataram Hindu). Dilihat dari pola peletakan sisa-sisa bangunan, diduga kuat situs ini merupakan bekas keraton (istana raja). Pendapat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kompleks ini bukan candi atau bangunan dengan sifat religius, melainkan sebuah istana berbenteng dengan bukti adanya sisa dinding benteng dan parit kering sebagai struktur pertahanan. Sisa-sisa permukiman penduduk juga ditemukan di sekitar lokasi situs ini. 

Menurut sebuah laporan yang ditulis oleh Krom, terdapat tulisan nama Nagari yang digunakan oleh keluarga Syailendra. Prasasti ini ditemukan di dalam situs Ratu Boko. Namun, beberapa orang meragukan pernah ada istana yang berdiri di dataran ini. Dengan kata lain, mereka meragukan kebenaran Legenda Ratu Boko. Salah satu alasan di balik keraguan ini adalah batuan dasar dataran ini yang merupakan batu kapur. Batuan batu kapur sangat berpori, sehingga air tidak bisa bertahan lama. 

Meski begitu, ada kemungkinan lain yang masuk akal, yaitu asumsi bahwa lokasi Ratu Boko merupakan bagian dari kompleks istana yang luas. Kegiatan kerajaan dapat dilakukan di dataran rendah, sedangkan dataran di atas digunakan untuk ritual khusus keluarga kerajaan. Mungkin Legenda Ratu Boko tidak salah, hanya legenda saja yang tidak lengkap.

Situs Ratu Baka atau Candi Boko adalah situs purbakala yang merupakan kompleks sejumlah sisa bangunan yang berada kira-kira 3 kilometer (km) di sebelah selatan dari kompleks Candi Prambanan, 18 km sebelah timur Kota Yogyakarta, atau 50 km barat daya Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Situs Ratu Boko terletak di sebuah bukit pada ketinggian 196 meter dari permukaan laut. Luas keseluruhan kompleks adalah sekitar 25 hektare.

Secara administratif, situs ini berada di wilayah dua Dukuh, yakni Dukuh Dawung, Desa Bokoharjo dan Dukuh Sumberwatu, Desa Sambireja, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Dengan merogoh kocek Rp 40.000, Anda bisa mengetahui sejarah dan menikmati pemandangan kota Jogja dari ketinggian. Ditambah lagi, jika Anda adalah penyuka keindahan matahari terbenam, inilah lokasi matahari terbenam terindah di Yogjakarta. Di situs ini, Anda akan diberikan semburat jingga yang menyejukkan untuk menyambut senja.

Situs ini, salah satu spot paling instagramable yang semakin menguatkan kalimat, "Di Yogya, setiap sudutnya istimewa." (leong/lov)

Komentar