JDN dan Tubuh Kristus Gelar Doa Nasional Mei Mendatang

ASKARA - Jaringan Doa Nasional (JDN) bekerja sama dengan Tubuh Kristus akan menggelar Momentum Doa Nasional pada 20 Mei 2025 di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor. Kegiatan ini bertujuan menyatukan kembali para hamba Tuhan dalam semangat kebersamaan.
Dalam konferensi pers di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (10/3), Sekretaris Umum JDN, Pdt. Aristarkus Joel Tarigan, menjelaskan latar belakang kegiatan tersebut. Menurutnya, saat ini Indonesia menghadapi krisis multidimensi, mulai dari gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), meningkatnya kasus korupsi, hingga berbagai bencana alam di sejumlah wilayah.
Sebagai solusi, lanjut Aristarkus, para pemimpin umat harus bersatu dalam kerendahan hati untuk memohon kepada Tuhan melalui doa agar Indonesia dapat keluar dari berbagai krisis.
"JDN bersama Tubuh Kristus akan mengadakan Momentum Doa Nasional pada 20 Mei 2025,” ujar Aristarkus.
Acara ini akan berlangsung pukul 14.00–18.00 WIB dan melibatkan berbagai mitra JDN, seperti PGI, KWI, PGLII, PGPI, Gereja Ortodoks Indonesia, Salvation Army, dan Open Doors.
Sebanyak 1.000 pendeta lintas denominasi dari berbagai kota di Indonesia akan diundang dalam doa bersama ini. Selain itu, doa juga akan digelar secara daring di 500 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Mengenang Doa Tahun 2005
Aristarkus menambahkan, Momentum Doa Nasional 2025 juga bertujuan mengenang National Prayer Conference yang diselenggarakan pada 5 Mei 2005. Saat itu, lembaga aras gereja bersatu tanpa sekat denominasi, membentuk gelombang kesatuan yang nyata di tengah bangsa.
"Dua puluh tahun lalu, seluruh aras gereja sudah menyatu. Hari ini, kita ingin memperkuat kembali kesatuan tubuh Kristus agar semakin nyata,” ungkapnya.
Sementara itu, Penasihat JDN, Pdt. Tony Mulia, mengenang berbagai bencana yang melanda Indonesia pada 2004–2005, seperti gempa di Aceh, Nias, Mentawai, dan Nabire, serta tsunami di Aceh, Nias, dan Mentawai.
"Saat itu, Indonesia bahkan dijuluki ‘supermarket bencana’ oleh PBB,” kenangnya.
Namun, Tony meyakini bahwa rentetan bencana tersebut akhirnya mereda berkat doa umat beragama di Indonesia, termasuk doa yang dipanjatkan dalam National Prayer Conference 2005.
"Setelah kita berdoa pada 5 Mei 2005, peristiwa buruk itu berangsur hilang. Saya percaya, Indonesia bisa bangkit seperti sekarang karena doa,” tegasnya.
Komentar