Minggu, 09 Februari 2025 | 18:56
COMMUNITY

Ponpes Tahfidz Daarul Qur'an Lampung: Menjadikan Pesantren Berbasis Agrobisnis Melalui Perikanan dan Pertanian

Ponpes Tahfidz Daarul Qur'an Lampung: Menjadikan Pesantren Berbasis Agrobisnis Melalui Perikanan dan Pertanian
Santri Ponpes Tahfidz Daarul Qur'an Lampung belajar membuat tahu dan tempe (ist)

ASKARA - Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an Lampung (Daqu Lampung) di Jl. Lintas Sumatra Km. 38, Dusun Masgar, Desa Kota Agung, Tegineneng, Pesawaran, Lampung, adalah salah satu pesantren yang berfokus pada pendidikan agama Islam, khususnya dalam menghafal Al-Qur'an atau tahfidz, dengan kegiatan-kegiatan yang mendukung pembentukan karakter santri yang unggul.

Selain tahfidz, pesantren juga menyediakan pendidikan agama Islam yang lengkap, termasuk fiqh, hadis, sejarah Islam, dan akhlak. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan landasan agama yang kuat bagi para santri, selain menghafal Al-Qur'an.

Kedepannya, tak hanya berfokus pada pendidikan agama, tetapi juga tengah merancang dan mengembangkan rencana besar untuk menjadikan pesantren berbasis agrobisnis. Dalam hal ini, Daqu Lampung berencana untuk mengintegrasikan dua sektor yang sangat penting, yaitu perikanan dan pertanian, sebagai bagian dari program pendidikan dan pemberdayaan ekonomi bagi para santri.

Sebagai bagian dari upaya untuk memberdayakan santri dalam aspek ekonomi, Ponpes Daarul Qur'an juga merencanakan pengembangan program agrobisnis melalui pertanian dan perikanan. 

"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan praktis agar santri dapat mandiri setelah lulus dan berusaha menciptakan santri yang tidak hanya cerdas dalam ilmu agama, tetapi juga terampil dalam dunia kewirausahaan," ujar Ustadz Luqman Miftah Huda, salah satu pengasuh Ponpes Daarul Qur'an Lampung, beberapa waktu lalu.

Foto bersama Ustadz Yusuf Mansur di Daqu Pusat

Melalui sektor perikanan dan pertanian, pesantren ini juga berkomitmen untuk menjadi model pesantren yang mandiri dan berkelanjutan,  yang memberikan contoh bagi pesantren-pesantren lain di Indonesia dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal mereka.

"Dengan pendekatan yang holistik, jelasnya, pesantren menggabungkan ilmu agama dengan keterampilan praktis. Diharapkan dapat mencetak generasi yang mandiri, berkarakter, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara," tutur alumni Ponpes Gontor Ponorogo itu.

Ustadz Luqman menjelaskan bahwa tujuan utama dari menjadikan pesantren ini sebagai pusat agrobisnis adalah untuk memberdayakan santri dengan keterampilan yang bermanfaat di dunia nyata. Yaitu:

Budidaya Pertanian: Pesantren ini mengembangkan pertanian organik, dengan santri terlibat dalam kegiatan bertani seperti menanam sayuran, buah-buahan, dan tanaman lainnya.

Budidaya Perikanan: Kegiatan budidaya ikan di sekitar pesantren, seperti budidaya ikan lele, nila, atau gurame, juga menjadi bagian dari program agrobisnis pesantren.

"Dengan mengembangkan sektor perikanan dan pertanian, pesantren ini ingin melatih santri agar tidak hanya memiliki kemampuan dalam bidang agama, tetapi juga dapat menjadi wirausahawan muda yang mandiri," tegasnya.

Ustadz Luqman Miftah Huda 

Program agrobisnis ini, menurut Ustadz Luqman, bertujuan untuk menciptakan pesantren yang mandiri secara ekonomi, sehingga tidak hanya bergantung pada dana eksternal atau donasi, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan menghasilkan produk pertanian serta perikanan berkualitas.

Pesantren Daarul Qur'an Lampung juga berharap mendapatkan dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait, seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk mengembangkan program-program agrobisnis ini. "Selain itu, kami juga berharap bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan agribisnis yang dapat memberikan pelatihan dan pendanaan untuk memperluas usaha ini," ucapnya.

Bangun Kemandirian Ekonomi Pesantren

Pesantren Daarul Qur'an Lampung telah memulai langkah pertama dalam mengembangkan sektor perikanan. Mereka berencana untuk mengembangkan budidaya ikan di area pesantren dengan memanfaatkan lahan yang ada. Hal ini tidak hanya akan menjadi sumber pendapatan untuk pesantren, tetapi juga sebagai pelatihan praktis bagi santri dalam dunia perikanan.

Program perikanan ini mencakup pelatihan tentang cara budidaya ikan air tawar seperti lele, nila, dan gurame. Selain itu, pesantren juga berencana mengembangkan sistem perikanan berkelanjutan yang memperhatikan aspek lingkungan dan kesejahteraan ikan, serta memberikan pemahaman kepada santri tentang pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara bijak dan ramah lingkungan. Selain perikanan, pesantren ini juga melihat pertanian sebagai sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan. 

Para santri menanam pohon untuk penghijauan 

Ustadz Luqman menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan tanah yang ada di sekitar pesantren, mereka dapat mengembangkan pertanian organik yang tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung program ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Santri akan dilibatkan dalam berbagai aspek pertanian, mulai dari penanaman tanaman organik, perawatan tanaman, hingga proses panen. Salah satu hal yang ditekankan dalam program pertanian ini adalah pentingnya menggunakan teknik pertanian ramah lingkungan yang mengurangi ketergantungan pada bahan kimia dan pupuk sintetis.

Ustadz Luqman menambahkan bahwa selain memberikan keterampilan teknis dalam bidang perikanan dan pertanian, pesantren juga berencana untuk mengembangkan program kewirausahaan bagi para santri. Dengan memadukan pendidikan agama dan keterampilan agrobisnis, santri diharapkan dapat mendirikan usaha mereka sendiri setelah lulus dari pesantren. 

"Program ini bertujuan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya berilmu agama, tetapi juga mampu mandiri secara finansial dan berkontribusi kepada masyarakat," terangnya.

Pesantren ini juga berencana untuk mengadakan pelatihan kewirausahaan yang meliputi pemasaran produk, manajemen keuangan, dan pengembangan usaha. Dengan demikian, para santri tidak hanya mendapatkan ilmu di bidang agama, tetapi juga siap untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.

Salah satu visi besar dari pesantren ini adalah untuk membangun kemandirian ekonomi pesantren. Dengan mengembangkan sektor perikanan dan pertanian, pesantren dapat mengurangi ketergantungan pada dana dari luar, seperti sumbangan dari masyarakat atau pemerintah. 

"Produk-produk yang dihasilkan dari sektor agrobisnis ini juga dapat dipasarkan kepada masyarakat umum, baik dalam bentuk produk pangan maupun produk olahan lainnya," kata Ustadz Luqman.

Selain itu, pesantren juga berencana untuk membuka pelatihan dan seminar bagi masyarakat sekitar tentang pertanian organik dan budidaya ikan. Dengan cara ini, mereka dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menciptakan kolaborasi antara pesantren dan masyarakat dalam bidang ekonomi.

Komentar