Kamis, 02 Mei 2024 | 02:02
COMMUNITY

Penyandang Disabilitas Toraja, Rindu Melihat Langsung Sri Paus Fransiskus Jika Hadir di Indonesia

Penyandang Disabilitas Toraja, Rindu Melihat Langsung Sri Paus Fransiskus Jika Hadir di Indonesia
Noldus Pandin, sebagai aktivis penyandang disabilitas dari Toraja (Dok Pribadi)

ASKARA - Media internasional maupun nasional telah merilis berita suka cita untuk Indonesia, di mana akan dikunjungi pemimpin umat katolik sedunia, Sri Paus Fransiskus yang diagendakan pada bulan September tahun 2024. Sebelumnya agenda kedatangan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia telah berhembus ditahun 2020, namun karena situasi pandemi covid 19 melanda dunia, maka agenda tersebut ditunda.

Syukur untuk kali ini telah dijadwalkan ulang dan semoga agenda ini tidak ada halangan supaya peristiwa ini menjadi peristiwa sejarah dan menjadi kegembiraan yang luar biasa bagi Indonesia di mata internasional dan terkhusus umat katolik di Indonesia yang memiliki motto yakni "Seratus Persen Katolik dan Seratus Persen Indonesia" motto ini digaungkan oleh Pahlawan Nasional yakni Mgr. Albertus Soegijapranata, yang merupakan Uskup pertama dimiliki oleh Indonesia.

Noldus Pandin, sebagai aktivis penyandang disabilitas dari Toraja turut merasa senang dan bangga pada pemerintah Republik Indonesia maupun Tahta Cuci Vatikan atas adanya berita suka cita tersebut. Saya sebagai penyandang disabilitas memiliki kerinduan untuk melihat langsung walaupun dari kejauhan apalagi menyapa langsung bila ada kesempatan itu untuk mewakili penyandang disabilitas di Indonesia di mana negera Indonesia telah memiliki Undang-Undang nomor 8 tahun 2016 tentang Perlindungan Penyandang Disabilitas. Oleh karena itu saya berharap panitia penyambutan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia, memasukan agenda audience dengan penyandang disabilitas di Indonesia, terangnya kepada media dengan nada haru. 

Kehadiran Sri Paus Fransiskus ke Indonesia tentu akan memiliki pandangan yang positif dari dunia internasional terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai keragaman dan nilai inklusifitas, serta toleransi di mana Indonesia adalah negara yang berpenduduk kurang lebih 280 juta jiwa dan memiliki keragaman agama, maupun suku bangsa yang hidup dalam harmonis, terang menambahkannya  sambil menenguk secangkir kopi khas Toraja.

Menurut hemat saya sebagai aktivis Penyandang Disabilitas, adalah sebuah kehormatan bagi saya mana kalah ada kesempatan untuk melihat langsung Sri Paus Fransiskus sebagai pemimpin umat Katolik yang kharismatik, karena hal ini merupakan sebuah kesempatan langka dan menjadi catatan sejarah bagi saya secara pribadi dan representatif dari penyandang disabilitas di Indonesia, ungkap Arnold sapaan akrabnya kepada media diselah kesibukannya sebagai seorang guru honorer swasta di provinsi Sulawesi Selatan.

 

 

Komentar