Sabtu, 04 Mei 2024 | 00:25
OPINI

Kekayaan SDA Indonesia, Tetap Dikuasai Oligarki

Kekayaan SDA Indonesia, Tetap Dikuasai Oligarki
Ilustrasi kekayaan alam dasar laut Papua (pexels.com)

Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik

ASKARA - Dalam diskusi di sebuah GWA Forum Diskusi Advokat, ada yang memberikan tanggapan pada artikel yang penulis unggah.

Pada Januari 2023 lalu, penulis bersama Tim dari Koalisi Persaudaraan & Advokasi Umat (KPAU) dengan tim Ekonomi Muhammad Ishaq, telah menghitung potensi pendapatan negara dari sumber kekayaan alam Indonesia, sebagai berikut:

1. Batubara Indonesia memiliki jumlah cadangan hingga 37.6  miliar ton, dengan harga jual US$ 318 per Ton, dengan biaya prosuksi hanya US$ 30 Per ton. Jika 1 US$ kursnya Rp.15,200, maka Indonesia memiliki potensi pendapatan dari Batubara sebesar Rp. 167,840,572  triliun. Saat ini, produksi Batubara mencapai  687 juta ton per tahun. Itu artinya, ada pendapatan Batubara sebesar Rp. 3,007 triliun per tahun.

2. Gas Alam Indonesia memiliki jumlah cadangan hingga 62 Miliar MMbtu, dengan harga jual US$ 20.15 per MMbtu, biaya prosuksi US$ 5 per MMbtu. Jika 1 US$ kursnya Rp.15,200, maka Indonesia memiliki potensi pendapatan dari Gas Alam sebesar Rp. 5,635  triliun. Saat ini, produksi Gas Alam Indonesia mencapai  2.1 miliar MMbtu per tahun. Itu artinya, ada pendapatan Gas Alam sebesar Rp. 483 triliun per tahun.

3. Emas Indonesia memiliki jumlah cadangan 2,600 ton, dengan harga jual US$ 60,999,996 per ton, biaya produksi US$ 1,344,000 per ton.  Jika 1 US$ kursnya Rp.15,200, maka Indonesia memiliki potensi pendapatan dari Emas sebesar Rp. 167,840,572  triliun. Saat ini, produksi batubara mencapai  687 juta ton per tahun. Itu artinya, ada potensi pendapatan sebesar Rp 2,097 triliun dari cadangan Emas Indonesia. Saat ini, produksi Emas 70 ton per tahun dengan pendapatan Rp. 63 Triliun per tahun.

4. Nikel Indonesia memiliki jumlah cadangan 81 juta ton, dengan harga jual US$ 28,195 per ton, biaya produksi US$ 1,111 per ton.  Jika 1 US$ kursnya Rp.15,200, maka Indonesia memiliki potensi pendapatan dari Nikel sebesar Rp. 20,568,643 triliun. Saat ini, produksi Nikel mencapai  1,6 juta ton per tahun. Itu artinya, ada pendapatan nikel Rp. 659 Triliun per tahun.

5. Kekayaan Laut Indonesia menurut perhitungan Prof Rohmin Dahuri memiliki cadangan kekayaan senilai US$ 1,330 miliar. Jika 1 US$ kursnya Rp.15,200, maka Indonesia memiliki potensi pendapatan dari Kekayaan Laut sebesar Rp. 18,886 triliun. Jika diasumsikan, per tahun tergarap 10 % nya, maka Indoensia mendapatkan kekayaan dari hasil laut sebesar 18,886 triliun per tahun.

6. Kekayaan hutan Indonesia menurut perhitungan Prof Fahmi Amhar memiliki hutan 100 juta hektar. Jika per pohon nilainya 1 juta, per pohon x 20 pohon/ha, maka akan ada potensi 2,000 triliun. Jika yang ditebang separuhnya saja per tahun dari potensi tersebut, maka akan didapat pendapatan dari hasil hutan sebesar Rp. 1,000 triliun per tahun.

Jika dihitung secara total, maka dari 6 (enam) kekayaan alam tersebut didapatkan potensi cadangan pendapatan sebesar Rp. 20,655,696 triliun dan yang berhasil di ekspoitasi produksinya menghasilkan Rp. 7,101 triliun per tahun.

Saat kekayaan alam kita dikelola secara mandiri, kebutuhan anggaran Rp 3.000 triliun per tahun itu bisa dicukupi tanpa menarik pajak. Bahkan, utang negara bisa dilunasi hanya dalam waktu 3 tahun APBN.

Lagi-lagi, problemnya adalah sistem, bukan cuma pemimpin. Siapapun Presidennya, tetap akan tunduk pada hukum besi kapitalisme. Semua kekayaan alam, akan tetap dikuasai oleh oligarki.

Komentar