Lebaran Ular atau Lebaran Ulat
Oleh: Mustaqim Al-huda Bin Huda Husein
ASKARA - Pada tahun ini 1 Syawal 1445 akan jatuh pada hari Rabu 10 April 2024. Umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri setelah sebulan penuh berpuasa. Umat Islam akan berlebaran baik di kota maupun desa.
Mudik tahun 2024 yang diperkirakan mencapai 193.6 juta pemudik atau naik 30% dari tahun sebelumnya, dilakukan untuk berlebaran di kampung halaman.
Mari merenung sejenak, selepas puasa apakah lebaran kita tipe ular atau ulat? Ular dan ulat dalam fase hidupnya menjalani puasa. Namun terdapat perbedaan ‘hasil’ dari puasanya.
Puasa ular hanya menghasilkan pergantian kulit. Ular karakternya tetap sama dengan sebelumnya. Tetap berbisa dan berbahaya bagi manusia.
Berbeda dengan ulat, setelah puasa dalam kepompong, ulat berubah menjadi kupu kupu yang cantik. Tidak hanya secara fisik berubah juga karakternya.
Jika saat masih berwujud ulat, ia adalah musuh tumbuh-tumbuhan karena memakan daun dengan sangat rakus. Namun setelah berubah menjadi kupu-kupu, ia menjadi sahabat tumbuh-tumbuhan karena membantu penyerbukan.
Puasa yang dijalani oleh umat Islam pada bulan Ramadhan ini juga bisa seperti ular atau ulat. Jika puasanya hanya sekadar ritual rutin belaka, saat lebaran hanya memakai baju baru tanpa ada perubahan akhlak yang lebih baik. Itu tipe puasa ular, lebarannya pun lebaran ular. J adi hanya menggugurkan kewajiban saja, tidak mendapatkan pahala dan ampunan dari Allah SWT.
Lebaran tipe ulat diperoleh jika selama puasa juga melatih pembiasaan akhlaqul karimah.
Seluruh panca indera, pikiran dan hati berpuasa dari dosa dan maksiat. Lalu memperbanyak amal shaleh melalui berbagi dan peduli kepada kaum dhuafa.
Setelah selesai puasa, diharapkan menjadi karakter baik yang sudah menjadi kebiasaan baru. Maka itulah puasa tipe ulat karena berubah menjadi lebih baik. Lebarannya pun lebaran ulat.
Kebiasaan baik yang menjadi karakter, tidak akan bisa terwujud jika hanya karena dorongan kewajiban belaka. Akhlak yang baik akan kokoh tumbuh pada diri jika didasarkan pada kesadaran yang dibangun oleh iman dan ilmu.
Iman berarti keyakinan yang kokoh khususnya pada Allah dan Hari Akhir. Bukan hanya keyakinan bahwa Allah itu Ada tapi juga Allah Maha Melihat, Menyaksikan apa diperbuat oleh manusia.
Lalu semua amal perbuatan yang dilakukan di dunia kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Ini akan membuatnya berhati hati menjalani kehidupan ini dan berusaha untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah.
Dasar kedua yaitu ilmu. Sudah menjadi logika universal bahwa manusia menyenangi kebenaran, kebaikan dan keindahan.
Seseorang yang memiliki akhlak mulia seperti jujur, menghargai orang lain, santun, penyantun, mampu menahan amarah dan pemaaf akan banyak disenangi oleh orang lain. Itu semua merupakan ciri orang bertakwa yang merupakan tujuan puasa.
Semoga ibadah puasa yang kita lakukan selama sebulan terhindar dari tipe puasa ular yang hanya mendapatkan baju baru tanpa ada karakter baru.
Mari berusaha meraih puasa tipe ulat yang menghasilkan perubahan akhlak baru yang lebih baik, bermanfaat dan memberi rahmat bagi seluruh alam.
Mari bertekad selepas Ramadhan tetap melanjutkan amal kebajikan. Gaskan kebaikan melalui ibadah puasa sunnah, shalat wajib berjamaah, rawatib, dhuha dan tahajjud, juga tilawah Al Qur'an, dzikir dan doa.
Rajin belajar ilmu agama agar iman tetap bersemi di hati. Tetap berinfak harta, waktu, tenaga dan pikiran untuk kemaslahatan sesama.
Juga berhenti berbuat maksiat karena dorongan hawa nafsu syahwat, serakah, sombong dan amarah. Semoga taqwa berdampak sepanjang masa. Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan - Nya.
Semoga Allah menerima seluruh amal kita selama Ramadhan. Taqabbalallahu minna wa minkum, Aamiin.
Komentar