Kamis, 02 Mei 2024 | 20:10
OPINI

Luker Feller: Pemuda berumur 19 tahun yang mengaku mendapatkan gaji puluhan juta dengan kerja remote di AS. Fakta atau hanya omong kosong?

Luker Feller: Pemuda berumur 19 tahun yang mengaku mendapatkan gaji puluhan juta dengan kerja remote di AS. Fakta atau hanya omong kosong?
Luker Feller (Dok Luker)

Penulis: Syifa Rachmania Suryana

Mahasiswi Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University

ASKARA - Belakangan ini, tepatnya pada Pada 11 Januari 2024 Luker Feller viral di media sosial dikarenakan ia mengklaim bahwa ia mengaku telah mendapatkan gaji puluhan juta dengan kerja remote di Amerika Serikat dan membandingkannya dengan teman-teman seusianya yang masih melakukan hal tidak berguna.

"Ketika teman-teman gua mabuk-mabukan, main cewek, gua tiba-tiba diterima jadi manager di Amerika di umur 19," tulis Luker Feller pada video viral nya.

Video tersebut sangat mencuri perhatian publik, bahkan sampai masuk ke halaman For Your Page (FYP) pada aplikasi TikTok. Kini, videonya telah ditonton lebih dari 24 juta, 1 juta likes dan 9 ribu komentar.

Setelah video tersebut viral, mulailah muncul banyak berbagai respon dan opini publik dari yang pro hingga kontra. Namun opini publik tersebut banyak didominasi oleh opini kontra akan klaim dari Luker Feller. Bahkan banyak juga yang membuat video yang berisikan tentang fakta bekerja di Amerika Serikat. Contohnya seperti Alvin Tanasta dalam video TikToknya dengan nama akun yakni @alvintanasta. Ia mengatakan bahwa warga negara asing akan sulit mendapatkan pekerjaan, walaupun pekerjaannya berbasis remote sekalipun. Jika warga negara asing ingin bekerja di luar negeri haruslah memiliki Green Card atau Kartu hijau. Green Card adalah sebuah dokumen resmi yang berisikan identitas yang menunjukan bahwa seseorang tinggal tetap di Amerika Serikat. Selain itu, Alvin juga menyoroti beberapa pengakuan yang dibuat Luker Feller sering berubah-ubah dan yang penting ia juga mengatakan bahwa Luker Feller tidak pernah memberikan bukti nyata tentang klaim yang ia sebutkan. Hal tersebut membuat public semakin membuat kecurigaan terhadap klaim Luker Feller.

Dalam halaman LinkedIn milik Luker Feller, ia mengaku menjabat sebagai manager editor video di sebuah perusahaan bernama Claflin Media. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan asal Utah. Karena video Luker menjadi semakin viral, Christopher Claflin sebagai atasan atau bos perusahaan Claflin Media sampai membuat video klarifikasi mengenai hal tersebut. Pada tanggal 22 Januari 2024 melalui akun @christopherclaflin, ia menyebutkan bahwa Luker Feller memang merupakan orang yang bekerja dengannya. Ia juga mengonfirmasi bahwa jabatan yang dipegang oleh Luker adalah fakta sebagai manajer dari tim editingnya.

"Aku di sini memberi tahu kalian semuanya bahwa cerita yang Luker Feller buat adalah akurat. Sekarang kamu bisa berhenti untuk membully, melecehkan dan berhenti membuat konten-konten negatif tentangnya," tulis Christoper Clarifin.

Pada awalnya respon publik mengenai klaim Luker Feller ini didominasikan oleh opini kontra, namun setelah video klarifikasi dari Christoper Clarifin tersebut, mulai banyak muncul opini publik yang mendukung dan percaya akan klaim dari Luker Feller.

Meskipun kisah dari Luker Feller ini menarik banyak perhatian, ada beberapa aspek yang perlu dievaluasi dan dipertimbangkan dalam menilai kebenaran dalam kasus ini. Pertama-tama, terdapat beberapa pernyataan terkait dengan kebenaran klaim Luker Feller. Dalam era digital seperti sekarang ini, narasi cerita sangatlah mudah untuk diubah atau dilebih-lebihkan untuk mendapatkan perhatian publik. Pernyataan seperti "mendapatkan gaji puluhan juta" memerlukan transparansi dan bukti yang jelas agar dapat dipercaya kebenarannya. Fakta bahwa Luker Feller yang tidak memberikan bukti yang jelas, membuat publik mempertanyakan klaimnya. Bahkan ia tidak memberikan bukti visual yang menggambarkan proses kerja remote yang telah dia lakukan.

Di sisi lain, kisah Luker Feller juga mencerminkan fenomena baru dalam dunia kerja, yaitu kerja remote. Munculnya teknologi yang memungkinkan koneksi tanpa batas wilayah membuka peluang baru bagi individu, terutama generasi muda, untuk bekerja dari mana saja. Namun, sementara kerja remote menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan, hal ini juga menantang norma-norma tradisional terkait dengan lingkungan kerja.

Kerja remote membutuhkan keterampilan manajemen diri yang tinggi dan kemampuan untuk tetap fokus tanpa pengawasan langsung. Pada usia 19 tahun, Luker Feller mungkin mewakili generasi muda yang terampil secara teknologi, tetapi pertanyaannya adalah sejauh mana pemuda seperti dia dapat mempertahankan tingkat produktivitas dan profesionalisme yang dibutuhkan di dunia kerja yang kompetitif. Selain itu, kerja remote juga dapat menciptakan ketidaksetaraan peluang. Sementara beberapa individu dapat sukses dengan model kerja ini dan ada pula yang mungkin menghadapi kendala terkait dengan akses teknologi, perbedaan zona waktu, dan keterbatasan infrastruktur.

Namun, terdapat kemungkinan bahwa klaim dari Luker Feller ini adalah strategi pemasaran untuk mempromosikan Claflin Media. Dalam dunia yang semakin canggih ini, perusahaan seringkali menggunakan cerita sukses seseorang sebagai alat untuk menarik perhatian calon karyawan atau pelanggan potensial. Dengan menampilkan Luker Feller sebagai contoh sukses dari pekerjaan remote, Claflin Media mungkin berusaha menciptakan citra perusahaan yang menarik bagi mereka yang mencari peluang bekerja di luar negeri. Dalam hal ini, klaim yang mungkin terdengar fantastis dapat diartikan sebagai upaya untuk menginspirasi dan memotivasi audiens agar berpikir lebih besar dalam mencari peluang bekerja di era globalisasi ini.

Kisah Luker Feller menyoroti pentingnya kritisisme dan pemahaman yang mendalam terhadap informasi yang kita konsumsi di era digital ini. Klaim yang menarik perhatian seringkali dapat menjadi alat pemasaran atau strategi promosi yang tidak selalu mencerminkan kebenaran yang sebenarnya. Oleh karena itu, sebagai pengguna teknologi, kita harus bisa menyaring pesan dan makna di balik informasi yang disajikan. Memeriksa kebenaran klaim dengan mencari bukti konkret, mengidentifikasi potensi kepentingan di balik narasi, dan memahami konteks lebih luas menjadi langkah-langkah penting dalam memastikan bahwa kita tidak hanya terbawa oleh cerita yang menarik tanpa menggali kebenaran di dalamnya.

Komentar