Jumat, 03 Mei 2024 | 16:23
OPINI

Pengaruh Komentar Netizen Instagram Terhadap Kesehatan Mental

Pengaruh Komentar Netizen Instagram Terhadap Kesehatan Mental
Instagram (Dok Pixabay)

Oleh: Dava Aji Sekti Ramadhan

Mahasiswa program studi Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University

ASKARA - Komentar netizen di Instagram dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan mental seseorang. Serangkaian komentar negatif atau body shaming dapat menimbulkan perasaan rendah diri dan kecemasan, memengaruhi citra diri secara keseluruhan. Selain itu, eksposur berlebihan terhadap komentar negatif juga dapat memicu stres dan depresi, menyebabkan gangguan kesehatan mental yang serius.

Di sisi lain, dukungan positif dari komentar netizen dapat memberikan dampak yang positif pada kesehatan mental. Kata-kata semangat dan dukungan dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan kepercayaan diri dan meningkatkan mood secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa interaksi online dapat memiliki dampak yang nyata pada kesejahteraan mental, dan penggunaan platform media sosial sebaiknya diatur dengan bijak. 

Pengenalan Tentang Peran Internet dan Media

Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya, sebagai sarana berkomunikasi dan menyebarkan informasi (Hendrawan, 2006). Dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya. Istilah INTERNET berasal dari bahasa Latin inter, yang berarti “antara”. Dalam komunikasi internet juga merupakan salah satu aspek yang sangat penting karena dengan adanya internet akan mempermudah kita dalam berkomunikasi secara cepat dan efisien. 

Saat ini, kita bisa dengan mudah berkomunikasi walaupun terhalang jarak yang jauh. Dengan adanya internet ini bisa membantu kita untuk menghubungkan yang jauh menjadi dekat.     Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan internet yang semakin mendalam, muncul tantangan dan perhatian terkait dampak negatifnya. Menjadi sumber informasi yang tak terbatas, internet juga dapat memberikan ruang untuk penyebaran informasi palsu, polarisasi opini, dan bahkan tindakan kriminal seperti kejahatan dunia maya. 

Selain itu, tekanan untuk menampilkan citra yang sempurna di media sosial dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental, menciptakan ketidakseimbangan dalam pemahaman realitas hidup dan ekspektasi yang dibangun secara virtual. Oleh karena itu, pemahaman yang matang tentang peran internet dan media, serta keterampilan untuk mengelola penggunaannya, menjadi krusial dalam menghadapi kompleksitas dan dinamika era digital saat ini. Peran ini menjadikan internet sebagai kekuatan pendorong dalam membangun jaringan global yang mempercepat pertukaran pengetahuan dan budaya. 

Pengaruh komentar netizen terhadap kesehatan mental

Komentar netizen dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan mental seseorang. Pertama, dunia digital yang seringkali penuh dengan komentar negatif dan bermuatan kebencian dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat secara psikologis. Komentar-komentar yang merendahkan atau mengejek dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan, merusak rasa harga diri, dan bahkan dapat menjadi pemicu masalah kesehatan mental seperti depresi. tekanan sosial dari komentar netizen dapat menciptakan rasa tidak aman dan kekhawatiran terhadap penilaian orang lain.  

(Pantic, 2014) dalam studinya menemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antara gejala depresi dan penggunaan sosial media pada pelajar SMP dan SMA. Pada penelitian lain diketahui remaja perempuan menggunakan waktu lebih banyak dalam menggunakan sosial media dibanding remaja laki-laki. Remaja perempuan diketahui juga mendapat “online harrasement” lebih besar dibanding laki-laki. Lebih lanjut diketahui remaja perempuan lebih memiliki self esteem yang rendah, ketidakpuasaan berat badan, dan ketidakpercayadirian (Kelly, Y., Zilanawala, A., Booker, C., Sacker, 2018).

Komentar yang negative atau merendahkan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada penerimanya. Paparan berulang terhadap komentar-komentar tersebut juga dapat mengganggu harga diri dan merusak persepsi diri seseorang. Berdasarkan beberapa studi  lain  yang  telah  dilakukan,  diketahui  penggunaan  sosial  media  dapat  menyebabkan seseorang  mengalami  gangguan  mental  seperti  kecemasan,  depresi,  rendahnya self-esteem, gangguan tidur, dan body image (Gunawan et al., 2021). Selain itu, tekanan untuk memperoleh validasi atau penerimaan dari orang lain melalui jumlah dan kualitas interaksi online juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan emosional. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memperhatikan pola interaksi online mereka dan mengembangkan strategi untuk mengelola dampak negatifnya terhadap kesehatan mental. 

Menanggulangi permasalahan komentar netizen terhadap kesehatan mental memerlukan pendekatan yang tepat dan berempati. Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa kesehatan mental adalah masalah serius yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. (Patterson  &  Veenstra,  2010).  (Deters  &  Mehl,  2013)  telah melakukan  penelitian  dan  berhasil  menarik  kesimpulan  bahwa  individu  yang  jarang  aktifsosial mendapatkan skor yang lebih tinggi meliputi rasa malu dan kesepian Ketika berhadapan dengan komentar negatif atau tidak peka terhadap kondisi mental seseorang, penting untuk mengedepankan pendekatan yang berfokus pada edukasi dan pemahaman.

Mengajak netizen untuk lebih memahami dampak dari masalah kesehatan mental dapat membantu mengurangi stigmatisasi dan meningkatkan empati. Selain itu, penting juga untuk memberikan sumber daya dan informasi tentang dukungan yang tersedia bagi mereka yang mungkin mengalami masalah kesehatan mental. Ini bisa termasuk mengarahkan mereka ke sumber daya profesional seperti konselor atau psikolog, serta mengedukasi tentang pentingnya mendengarkan dan mendukung individu yang mengalami kesulitan mental. Dengan demikian, melalui pendekatan yang penuh empati dan edukasi, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan online yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua orang, termasuk mereka yang menghadapi tantangan kesehatan mental.

Untuk menghindari fenomena tersebut, kita harus aktif memfilter dan mengontrol lingkungan online di media sosial. Saring akun atau konten yang cenderung memprovokasi dan berinteraksilah dengan komunitas yang mendukung hal-hal atau diskusi positif. Jangan ragu untuk melaporkan atau memblokir akun yang menyebarkan konten berbahaya. Penting juga untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan komentar netizen di Instagram tersebut.

Kita harus bisa lebih mengendalikan emosional kita dengan mengetahui kapan harus mengabaikan atau menjauhi situasi yang berpotensi merugikan Kesehatan mental. Upayakan juga literasi digital dan pemahaman tentang pentingnya bagaimana cara berkomunikasi yang baik di media sosial dengan berkomentar menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Dengan mengedepankan komunikasi yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan online yang lebih sehat dan ramah terhadap ksesehatan mental.

 

 

Komentar