Sabtu, 27 April 2024 | 18:38
NEWS

Artikel Ilmiah Situs Gunung Padang Retraction! OMG! Eh, Ternyata Thanks God!

Artikel Ilmiah Situs Gunung Padang Retraction! OMG! Eh, Ternyata Thanks God!
Ali Akbar dan peneliti asing di Gunung Padang (Dok Ali Akbar)

ASKARA - Kajian multidisiplin di Gunung Padang telah mengungkap bukti kuat mengenai situs megalitik yang kompleks dan canggih.  Korelasi antara stratifikasi batuan yang diamati melalui paparan permukaan, penggalian parit dan log inti, dikombinasikan dengan fasies GPR, lapisan ERT, dan tomogram seismik, menunjukkan adanya konstruksi multi-lapisan yang membentang sekitar 20–30 m.  Khususnya, anomali resistansi tinggi pada tomografi resistivitas listrik selaras dengan anomali kecepatan rendah yang terdeteksi pada tomografi seismik, yang menunjukkan adanya rongga atau ruang tersembunyi di dalam lokasi.  

Selain itu, operasi pengeboran menunjukkan hilangnya air secara signifikan, yang semakin mendukung keberadaan ruang bawah tanah.  Penanggalan radiokarbon tanah organik dari struktur tersebut mengungkap beberapa tahap konstruksi sejak ribuan tahun SM, dengan tahap awal berasal dari era Palaeolitikum.  Temuan ini memberikan wawasan berharga mengenai sejarah pembangunan Gunung Padang, menyoroti kemampuan rekayasa peradaban kuno selama era Paleolitikum.

Namun beberapa waktu lalu, publikasi ilmiah yang menyatakan Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, sebagai piramida tertua di dunia telah dicabut oleh Archaeological Prospection. Jurnal online tersebut menyatakan klaim tersebut merupakan kekeliruan besar.

Diketahui, sebelumnya publikasi ilmiah tentang Gunung Padang berhasil menarik banyak perhatian karena klaimnya yang menyatakan situs Gunung Padang yang berada di Indonesia adalah piramida tertua di dunia yang dibangun oleh manusia purba.

Menurut publikasi itu, Gunung Padang yang diterjemahkan menjadi “Gunung Pencerahan” tidak terbentuk secara alami sebagai gunung melainkan dipahat dengan cermat oleh manusia purba menjadi piramida antara 25.000 dan 14.000 tahun lalu. Klaim ini, jika memang benar, maka usianya akan jauh lebih tua dari piramida tertua di dunia. 

Artikel ilmiah Situs Gunung Padang Retraction, ternyata disyukuri oleh Arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar yang mengunggah di laman FaceBook pribadinya.

"Selasa (19/3) pagi dapat info dari medsos. Artikel ilmiah hasil riset di situs Gunung Padang di-retraction. OMG. Karena bulan puasa terpaksa bersabar deh," tulis Ali Akbar, Kamis (21/3).

Diceritakan, Rabu itu Ali Akbar bela-belain ke situs Gunung Padang karena ada 1 orang asing yang mau bertemu. Dia terbang ke Indonesia hanya untuk ke situs itu aja. Dia mau ke situs karena telah nonton Netflix. dia hanya mau ketemu Ali Akbar dan maunya diskusi langsung di situsnya. Ternyata dia sudah search di internet siapa saja yang sudah meneliti dan sampai sedalam apa penelitiannya. Saat ketemu di situs dia bilang sudah baca artikel jurnalnya dan sudah tahu nasibnya. Upssss

"Kami naik ke bukit dan diskusi sekitar 3 jam. Sesekali dia istirahat dan minum. Ampun deh," kata Ali Akbar yang sedang berpuasa.

Singkatnya, lanjut Ali, setelah dia datang sendiri ke situs, akhirnya dia paham dan menerima hasil riset. Terus dia kasih pandangan yang luar biasa soal nasib artikel jurnal itu.

"Awalnya saya pikir retraction ibarat tanaman yang layu sebelum berkembang. Tapi setelah dapat pandangan dari dia, ini ternyata ibarat dapat durian runtuh. Ternyata retraction itu justru merupakan bentuk pengakuan atas hasil riset. Thanks God," kata Ali  Akbar.

"Ternyata menyenangkan ke situs Gunung Padang di bulan Ramadhan. Mendapat pencerahan. Seperti apa duriannya? Sabar. Masih puasa," kata Ali Akbar sambil tertawa.

Komentar