Senin, 29 April 2024 | 13:18
NEWS

Habib Syakur Minta TNI dan Polri Silaturahmi ke Megawati, Jangan Hanya Statemen di Media

Habib Syakur Minta TNI dan Polri Silaturahmi ke Megawati, Jangan Hanya Statemen di Media
Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid

ASKARA - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid meminta Panglima TNI, KSAD, dan Kapolri lebih rendah hati ketika berhadapan dengan rakyat, apalagi kepada orang tua.

Hal ini disampaikan Habib Syakur, yang mengaku miris melihat ungkapan-ungkapan dari para petinggi TNI dan Polri, termasuk ketika menyikapi kritikan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang meminta agar TNI dan Polri netral dalam Pemilu, serta jangan melakukan intimidasi kepada rakyat.

"Saya berbicara sebagai pribadi yang tidak mendukung siapa-siapa di Pemilu. Tapi saya miris ketika Petinggi TNI dan Polri menyikapi pernyataan ibu Megawati dengan meminta buktikan dan laporkan ke Bawaslu kalau ada pelanggaran pemilu. Itu kan pernyataan klise banget. Siapa pun tau kalau yang begitu," kata Habib Syakur kepada awak media via WA Call, Rabu (7/2).

Menurut Habib Syakur, Ibu Megawati dan seluruh rakyat Indonesia tentu berharap petinggi TNI dan Polrijangan sebatas memberi jawaban klise, tetapi harus menunjukkan sikap merakyat dan memposisikan diri sebagai bagian dari rakyat.

"Saya terus terang saja mau mengkritik, agar sikap petinggi aparat TNI dan Polri bisa lebih bijak. Akan lebih baik kalau KSAD dan Kapolri datang ke Ibu Megawati silaturahmi, dan berdiskusi tentang apa yang disampaikan oleh Ibu Megawati tentang netralitas aparat di Pemilu. Enggak usah malah birbicara di media, dan mengatakan kalau ada pelanggaran laporkan, lha mau lapor gimana kalau rakyat jadi ciut nyalinya," ungkap Habib Syakur.

Ulama asal Malang Raya ini mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang tumbuh dengan budaya dan etika, mengedepankan musyawarah dan menjunjung tinggi silaturahmi, persaudaraan serta kekeluargaan.

Apalagi ketika berhadapan dengan orang tua dan ibu bangsa seperti Megawati, Habib Syakur menilai tidak pantas ketika TNI dan Polri meminta laporkan dan laporkan saja, tanpa sikap yang lebih dari itu.

"Kita negeri yang musyawarah, kekeluargaan. Mestinya petinggi TNI Polri datang ke Bu Mega. Beliau itu mestinya dituakan dan putri proklamator kemerdekaan Indonesia, putri dari presiden pertama Soekarno. Tolong lah, apa yang menjadi keluh-kesah ibu Mega, apa yang menjadi keresahan beliau itu didengarkan. Bukan malah berbalas kata," jelas Habib Syakur.

Bagi Habib Syakur, TNI dan Polri yang menjadi garda bagi tegaknya Pancasila dan NKRI harus benar-benar menjadikan momen Pemilu ini sebagai pembuktian bahwa mereka berdiri bersama rakyat dan tidak memihak siapa pun dalam kontestasi politik.

Ketika bicara pelanggaran pemilu, Habib Syakur meminta para jenderal bintang 4 TNI dan Polri bisa turun ke tengah rakyat dan merasakan denyut nadi harapan rakyat. Jangan sampai malah membuat rakyat tidak tenang dan resah.

"Dan kalau ada temuan kecurangan jangan nunggu rakyat melapor. Rakyat kan sudah ciut nyali duluan kalau melihat temuan. Jenderal bintang 4 harus bisa membesarkan hati rakyat, turun ke rakyat, lepas pakaian kebesaran. Itu baru bener bahwa TNI dan Polri lahir dari rakyat," tandasnya.

Bukan hanya TNI dan Polri, Habib Syakur juga mengingatkan kepada para menteri dan pejabat ASN  agar lebih merakyat dan taat pada aturan untuk netral dalam pemilu.

"Ayo kita sama-sama pegang teguh etika keindonesiaan. Hormati yang lebih tua. Sekali lagi saya bicara begini bukan berpihak ke mama-mana. Di pemilu ini saya netral. Tapi saya tak bisa diam saja kalau melihat orang tua berbicara malah dikatakan begitu, begitu, laporkan dan sebagainya. Apalagi itu ibu bangsa, bapaknya itu pejuang yang memproklamatorkan kemerdekaan Indonesia," tuntas Habib Syakur.

Komentar