Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:48
NEWS

Connie Bakrie: Berbahaya Bagi Bangsa, Presiden Jokowi Cawe-Cawe Politik Sudah Keterlaluan

Connie Bakrie: Berbahaya Bagi Bangsa, Presiden Jokowi Cawe-Cawe Politik Sudah Keterlaluan
Pengamat Militer & Intelijen, Connie Rahakundini Bakrie

ASKARA - Pengamat Militer & Intelijen, Connie Rahakundini Bakrie mengaku miris dengan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belakangan ini dinilai berlebihan melakukan cawe-cawe politik.

“Menurut saya presiden Jokowi cawe cawenya sudah keterlaluan, sudah kejauhan dan kita harus bersikap,” kata Connie saat hadir dalam aksi unjuk rasa Koalisi masyarakat sipil di Taman Pandang Istana atau di depan Istana Presiden, Jakarta, Kamis (1/2).

Connie mengatakan bahwa jika cawe-cawe politik ini terus dilakukan, tentu hal ini berbahaya bagi kondisi bangsa. Karena pemerintahan seharusnya dijalankan dengan dengan etika. Menurut dia, sikap ini perlu diluruskan.

“Dan yang paling penting, begini ya, beliau yang teriak teriak revolusi mental, revolusi moral, revolusi apa pun itu. Yang saya pikir yang harus dilakukan pada dirinya sendiri adalah revolusi etika. Karena kalau tak punya etika seperti ini negara dalam bahaya,” ujarnya.

Dia mengingatkan kembali bahwa peradaban Bangsa ini dibangun oleh pemikiran dan sebuah etika yang hebat dari para pendiri bangsa. “Maka ketika itu yang dilanggar, maka itu yang saya tuntut untuk kita kembalikan,” tuturnya melanjutkan.

Jika tetap memilih untuk tidak netral dalam Pemilu 2024 ini, Connie dengan tegas meminta agar Presiden untuk mengikuti jejak yang telah ditempuh oleh Mahfud MD yang mengundurkan diri sebagai Menkopolhukam.

“Masak Pak Mahfud jiwanya negarawan, lalu yang pemimpin yang katanya jiwa negarawan tidak negarawan. Jadi disitulah kenapa aku hadir,” pungkasnya.

Dalam aksi bertema ‘Selamatkan Indonesia dari kepentingan satu keluarga dan kroni-kroninya, kembalikan Indonesia untuk kepentingan rakyat seluruhnya!’, koalisi masyarakat sipil menyuarakan tentang selamatkan demokrasi.

Massa unjuk rasa yang hadir terlihat kompak menggunakan busana berwarna hitam. Banyak dari mereka yang juga turut menyampaikan aspirasinya lewat beragam poster.

Semisal, ‘Lawan Pembungkam Suara Kritis Rakyat Indonesia hingga poster bertuliskan Perusak Demokrasi Lawan!’

Tidak hanya lewat poster, ada juga massa yang menggunakan topeng Guy Fawkes sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan yang dianggap tiran.

Komentar