Rabu, 08 Mei 2024 | 11:41
OPINI

Memahami Arti Kepemimpinan Serta Kekuasaan

Memahami Arti Kepemimpinan Serta Kekuasaan
KRH Aryo Gus Ripno Waluyo

Oleh: KRH Aryo Gus Ripno Waluyo, SE, SP.d, S.H,C.NSP, C.CL, C.MP, C.MTh *)

ASKARA - Kepemimpinan adalah setiap usaha untuk memengaruhi, sementara itu kekuasaan dapta diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Jadi kekuasaan merupakan salah satu sumber seorang pemimpin untuk mendapatkan hak untuk mengajak atau memengaruhi orang lain.

Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Kepemimpinan diri adalah di mana seseorang secara sengaja memengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan mereka sendiri untuk mencapai tujuan akhir yang diharapkan. pemimpin adalah sosok yang bertugas untuk memimpin. Sementara itu, kepemimpinan adalah metode yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam memimpin bawahannya.

Jenis Gaya Kepemimpinan & Skill Wajib yang Harus Dikuasai

Otoriter. Gaya leadership otoriter menempatkan seorang pemimpin sebagai orang yang berkuasa penuh atas segala hal yang terjadi di dalam kelompok: Demokratis, Delegatif, Transformasional, Transaksional, Otoriter, Demokratis, Delegatif.

Pemimpin yang efektif memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, bagaimana memotivasi teamwork, menangani dan mendelegasikan tanggung jawab, mendengarkan umpan balik (feedback), dan memiliki fleksibilitas untuk memecahkan masalah di tempat kerja yang selalu berubah.

Secara etimologi kepemimpinan dapat diartikan sebagai berikut : berasal dari kata dasar “pimpin” ( lead ) berarti bimbing atau tuntun. Setelah ditambah awalan “pe” menjadi pemimpin ( leader ) artinya orang yang mempengaruhi pihak lain. Apabila ditambahi akhiran “an” menjadi pimpinan artinya orang yang mengepalai.

Tugas pemimpin itu sebenarnya sederhana saja, yaitu menghidupkan, menggerakkan, dan mengarahkan terhadap orang-orang yang sedang dipimpinnya. Pemimpin yang efektif kemungkinan akan menggunakan kekuasaan dengan cara yang halus, hati-hati, meminimalisasi perbedaan status dan menghindari ancaman-ancaman terhadap rasa harga diri para pengikut.

Beberapa karakteristik tersebut misalnya dewasa, memiliki integritas yang baik, memiliki keinginan untuk memimpin, memiliki tingkat percaya diri yang tinggi, pintar, punya inisiatif besar, dan memiliki sifat yang baik. Jika memiliki karakteristik tersebut, biasanya seseorang akan dianggap sebagai pemimpin yang baik.

Sebuah kepemimpinan, tidak akan lepas juga dari istilah kekuasaan. Kekuasaan ini bersifat dominan, karena apabila kekuasaan tidak ada dalam diri seorang pemimpin, maka kurang butuhlah wewenang dari pemimpin yang bersangkutan.

Fungsi kepemimpinan dan kekuasaan mencakup berbagai aspek, termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Seorang pemimpin harus mampu merumuskan strategi, mengelola sumber daya, memberikan arahan yang jelas, dan mengukur hasil kinerja.

Kekuasaan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang digunakan untuk memengaruhi orang lain melalui cara berpikir dan perilaku yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pemegang kuasa.

Kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.

Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. akan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh orang yang memiliki kekuasaan

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain

Kekuasaan adalah elemen penting dalam kehidupan manusia karena peran mereka untuk menentukan nasib jutaan orang. Kekuasaan selalu ada di masyarakat, baik masyarakat besar yang masih sederhana maupun kompleks. Keberadaan kekuasaan tergantung pada sifat hubungan antara yang berkuasa (pemimpin) dan yang dipaksakan.

Seorang pejabat pemerintah menyalahgunakan kekuasaannya dengan menerima suap atau menyalahgunakan sumber daya publik untuk keuntungan pribadi. Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya asas desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Indonesia saat ini menganut sistem pemerintahan Presidensil, dimana adanya pemisahan kekuasaan yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif yang berdasarkan prinsip “checks and balances”, ketentuan ini tertuang dalam konstitusi, namun tetap diperlukan langkah penyempurnaan, terutama pengaturan atas pembatasan kekuasaan.

Tujuan adanya pemisahan kekuasaan ini juga agar setiap organ negara memegang kekuasaan yang dipegang oleh orang yang tepat. Melalui kerjasama, maka mekanisme pembagian kekuasaan yang dilaksanakan di Indonesia ini dapat memberikan fungsi yang lebih baik.

Salah satu faktor eksternal penyebab pelanggaran HAM adalah penyalahgunaan kekuasaan terjadi saat penguasa tidak memperhatikan hak yang dimiliki setiap manusia, sehingga berbuat semena-mena. Hal ini pada akhirnya dapat membatasi dan bahkan menghilangkan Hak Asasi Manusia.

Penyalahgunaan wewenang kekuasaan mengakibatkan masyarakat kehilangan rasa percaya terhadap pemerintah atau institusi yang berwenang. Hal tersebut dapat memicu munculnya ketidakpercayaan dan ketidakstabilan social.

Pentingnya kekuasaan negara adalah kekuatan yang memaksa terlaksananya kehidupan bernegara secara tertib dan harmonis sesuai aturan yang berlaku. Tanpa adanya kekuasaan negara maka kehidupan yang tertib dan harmonis sulit dicapai dan bisa berakibat pada terhambatnya pembangunan nasional. (GRW)

*) Budayawan, Penulis, Advokat, Spiritualis, Ketua DPD Jatim PERADI Perjuangan

Komentar