Jumat, 03 Mei 2024 | 11:34
OPINI

Ipuk Fiestiandani, Sosok Perempuan Kreatif di Balik Inovasi Kabupaten Banyuwang

Ipuk Fiestiandani, Sosok Perempuan Kreatif di Balik Inovasi Kabupaten Banyuwang
Ipuk Fiestiandani, sosok perempuan kreatif di balik inovasi Kabupaten Banyuwang (Dok IG Ipuk)
Oleh: Ressa Shanata Ramadani *
 
ASKARA - Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, organisasi seringkali dihadapkan oleh dinamika lingkungan yang pergerakannya sangat cepat dan berbagai macam persoalan yang dapat mengancam keberadaannya tersebut, tak terkecuali bagi organisasi sektor publik yang selalu dihadapkan oleh tuntutan masyarakat. Inilah yang melatarbelakangi perlu adanya sosok pemimpin yang bisa mendorong organisasi untuk bisa beradaptasi. Pemimpin harus bisa mendorong anggotanya untuk berinovasi dan menemukan ide-ide (Maryati & Siregar, 2022). Oleh karena itu, pemimpin harus memiliki kreativitas selama mengemban amanah tersebut. Hal ini agar melalui kreativitasnya tersebut, pemimpin bisa membuat berbagai macam inovasi yang bisa membawa perubahan dan kesuksesan bagi organisasinya serta menghasilkan kinerja yang lebih baik bagi masyarakat kedepannya.
 
Mengenal Sosok Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani
 
Kepemimpinan merupakan suatu aktivitas untuk mempengaruhi dan merubah perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, baik itu perorangan maupun kelompok (Samsul, 2019). Dalam (Robbins & Judge, 2018), kepemimpinan juga didefinisikan sebagai sebuah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok mencapai visi maupun tujuan yang ditetapkan. 
 
Figur seorang pemimpin tentu memiliki peranan yang sangat penting bagi organisasi, karena pemimpin merupakan sosok yang menjadi panutan dan wajah utama dari organisasi. Selain itu, melalui kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, seorang pemimpin akan mendorong para anggota untuk saling bekerja sama meningkatkan kinerja organisasi, sehingga pemimpin inilah yang menjadi tombak awal bagi organisasi untuk memperoleh kesuksesan (Zauhar, 2021). 
 
Jiwa kepemimpinan terlihat dari berbagai macam pemimpin daerah yang ada Indonesia, salah satunya sosok pemimpin daerah Kabupaten Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani yang merupakan sosok tidak asing lagi di telinga sebagian orang, terlebih lagi masyarakat Kabupaten Banyuwangi. 
 
Ipuk Fiestiandani S.Pd atau lebih kerap dikenal dengan nama Ipuk Fiestiandani Azwar Anas merupakan alumni IKIP Jakarta tahun 1999 yang saat ini menjabat sebagai Bupati Kabupaten Banyuwangi untuk periode 2021-2026. Dia dilantik pada tahun 2021 pada saat pandemi COVID-19 melanda seluruh wilayah di Indonesia. 
 
Pemimpin Banyuwangi tersebut merupakan istri dari Menteri PAN-RB dan Bupati Banyuwangi sebelumnya, Abdullah Azwar Anas. Sosok perempuan ini tidak luput dari perhatian masyarakat sebab perannya yang mendorong berbagai inovasi yang dilakukan oleh Banyuwangi. 
 
Ipuk Fiestiandani seringkali dianggap sebagai salah satu sosok pemimpin yang memiliki kreativitas dan inovatif. Hal ini tentu tidak terlepas dari pengalaman dan keterlibatan aktif dia dalam berbagai macam kegiatan sosial baik itu sebelum dan saat menjabat sebagai Bupati Banyuwangi.
 
Srikandi yang Mendorong Inovasi pada Banyuwangi
 
Kreativitas berkaitan dengan ide dan selalu dihubungkan dengan inovasi. Kreativitas sebagai sebuah kemampuan untuk menciptakan hal baru dan inovasi sebagai bentuk penerjemahan ide tersebut ke dalam produk bernilai yang dapat meningkatkan kinerja organisasi sehingga bisa memuaskan masyarakat. Kemampuan bersikap kreatif dan inovatif tersebutlah merupakan sifat yang perlu dimiliki seorang pemimpin sektor publik (Axel, 2015). 
 
Menurut (Lathif, Risnita, Muspawi, 2016 : 43) dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Pemimpin Inovatif”, ada dua indikator yang dapat menunjukkan keinovatifan seorang pemimpin, 2 indikator tersebut yaitu aspek ide dan tindakan. Aspek ide dilihat dari segi kemampuan seorang pemimpin untuk membawa kemajuan organisasi dari ide yang dimilikinya, sedangkan aspek tindakan dilihat dari bagaimana pemimpin berusaha memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi untuk menciptakan sebuah perubahan. Implementasi ini dapat terlihat dari adanya berbagai macam inovasi yang dilakukan oleh Banyuwangi di bawah kepemimpinan Ipuk Fiestiandani.
 
Selama kepemimpinan Ipuk Fiestiandani, Banyuwangi dikenal sebagai Kabupaten dengan berbagai macam inovasi yang dihasilkan, mulai dari pelayanan publik, ekonomi hingga pemberdayaan masyarakat dan UMKM. Ini terlihat dari adanya kelanjutan pencapaian Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam meraih nilai A pada SAKIP selama 7 tahun berturut-turut. Nilai yang diperoleh ini merupakan nilai yang tertinggi dan terbaik se-Indonesia. 
 
Menurut Ipuk, ini semata-mata bukan hanya sekedar penghargaan, tetapi tanggung jawab untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan publik dan akuntabilitas Pemkab Banyuwangi.
 
Walaupun terhitung masih 2 tahun menjabat, prestasi yang diperoleh Banyuwangi tersebut menunjukkan bahwa Ipuk bisa meneruskan pencapaian bahkan meningkatkan pencapaian pemimpin Banyuwangi sebelumnya.
 
Di samping itu, inovasi yang dihasilkan bukan hanya diperoleh berkat kepemimpinan kreatif Bupati Banyuwangi tersebut, namun juga peran Ipuk dalam mengarahkan dan mengajak masyarakat untuk turut terlibat didalamnya. Dapat terlihat dari berbagai pencapaian inovasi Banyuwangi yang telah memperoleh berbagai macam penghargaan, seperti pada tahun 2022, Banyuwangi memperoleh penghargaan TOP 45 Kompetisi Sistem Pelayanan Publik yang diselenggarakan oleh Kementerian PAN-RB, dan penghargaan Government Entrepreneurial Marketing Awards oleh lembaga marketing internasional, MarkPlus lewat Program Homestay Naik Kelasnya yang merupakan sebuah program peningkatan kualitas pelayanan, SDM, dan sarana prasarana rumah tinggal. 
 
Melalui program ini, terjadi peningkatan jumlah wisatawan di Banyuwangi sehingga mendorong perkembangan sektor wisata dan meningkatkan ekonomi masyarakat secara langsung. Di samping itu, terdapat juga inovasi dalam hal pelayanan publik berupa Layanan Inklusif Peserta Didik Berkebutuhan Khusus dengan Pendekatan Hati atau Lebur Seketi. Program ini merupakan layanan yang memberikan kemudahan bagi anak berkebutuhan khusus untuk bersekolah di sekolah umum. Melalui program ini, sekolah akan mendatangi calon peserta didik secara langsung untuk melakukan registrasi dan menyesuaikan kurikulum yang ada. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan pendidikan yang tidak diskriminasi, ramah anak, dan saling toleransi.
 
Selain itu, inovasi program Stop Angka Kematian Ibu dan Anak (Laskar Sakina) juga digagas oleh Ipuk Fiestiandani. Program ini dibuat sebagai solusi dari permasalahan tingginya angka kematian ibu dan anak, stunting hingga permasalahan keterbatasan bagi daerah-daerah terluar. Melalui program ini, Ipuk mengajak ibu-ibu penjual sayur untuk turut ikut memberikan pendampingan, pemeriksaan rutin, dan identifikasi risiko stunting serta tidak lupa juga pemberian makanan bergizi setiap harinya bagi ibu-ibu hamil tempat mereka berjualan. Tentu dengan adanya program ini, tidak hanya saja memberikan manfaat bagi pencegahan stunting ibu hamil, tetapi juga membantu ekonomi ibu-ibu penjual sayur tersebut. Ini menunjukkan adanya inovasi dalam public health yang bisa berdampak pada berbagai pihak.
 
Dari berbagai macam inovasi yang dilakukan Banyuwangi tersebut, tentu ini tidak terlepas dari peran Ipuk Fiestiandani sebagai pemimpinnya. Ide kreatif yang dia punya dapat dituangkan ke dalam pembuatan berbagai macam inovasi program dengan mengarahkan dan mengajak masyarakat Banyuwangi untuk turut berpartisipasi. Tentu ini bukanlah pencapaian yang mudah dalam 2 tahun masa jabatannya karena pada saat dilantik, dia juga dihadapkan dengan tantangan pandemi COVID-19. 
 
Hal itu membuktikan bahwa Ipuk Fiestiandani bisa melihat tantangan yang ada sebagai sebuah peluang untuk dapat membawa Banyuwangi menghadapi kondisi tersebut dan mencapai perubahan yang bisa berdampak signifikan bagi masyarakatnya. Inilah bentuk implementasi dari kepemimpinan kreatif dan inovatif yang dilakukan Ipuk Fiestiandani dalam mengatasi perubahan lingkungan organisasi yang tidak pasti.
 
Kreativitas yang dimiliki Ipuk Fiesiandari dapat diimplementasikan berbagai macam inovasi yang dihasilkan Banyuwangi dalam 2 tahun kepemimpinannya. Pemimpin ibarat seorang supir truk yang sedang membawa banyak muatan dan berada di jalanan yang padat. Pemimpin harus bisa menjaga muatan tersebut agar tetap aman sampai tujuan, mematuhi lalu lintas yang ada, dan berjalan tanpa terburu-buru serta menghadapi berbagai klakson dari sopir lain. 
 
Filosofi pemimpin menurut Bupati Banyuwangi tersebut menggambarkan bahwa jabatan yang diperolehnya merupakan sebuah mandat yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Dedikasi kinerja yang diberikan melalui berbagai inovasi program yang digagasnya tersebut merupakan bukti nyata kepemimpinan kreatif dan inovatif yang dimiliki oleh Ipuk Fiestiandani ini. Tentu ini bisa menjadi acuan bagi pemimpin sektor publik lainnya untuk turut menerapkan gaya kepemimpinan yang diimplementasikan oleh Bupati Banyuwangi tersebut. Hal ini agar semakin banyak inovasi yang dilakukan oleh banyak daerah di Indonesia sehingga bisa berdampak juga pada kemajuan masyarakat daerah tersebut.

 

* Mahasiswa Semester 3 jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Indonesia

 

 

 

 

Komentar