Sabtu, 27 April 2024 | 21:06
NEWS

Pendakian Salak Ditutup karena Beberapa Hal

Pendakian Salak Ditutup karena Beberapa Hal
Kawah Ratu Gunung Salak sebagai salah satu tujuan pendakian (Dok Elpala SMA 68)

ASKARA - Terhitung Jumat (15/12) pendakian ke Gunung Salak dan Kawah Ratu, Bogor, Jawa Barat resmi ditutup. Penutupan tersebut dalam rangka memulihkan ekosistem hutan pada jalur pendakian.

Selain itu, cuaca ekstrem yang terjadi belakangan juga menjadi pertimbangan ditutupnya jalur pendakian ini. Intensitas curah hujan tinggi biasanya akan terjadi sepanjang bulan Desember.

Keputusan itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor SE.4722/T.14/TU/KSA.3.1/12/2023 dari Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Keputusan itu dikeluarkan pada 8 Desember lalu.

Selain dua alasan di atas, pihak Balai TNGHS juga mempertimbangkan pernyataan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang baru-baru ini mengatakan ada peningkatan aktivitas gempa di Gunung Salak. Peningkatan aktivitas bahkan terjadi hingga empat kali per hari.

Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A, yang memiliki tiga puncak, tertinggi 2.211 mdpl  (Puncak Salak I), Puncak Salak II berketinggian 2.180 mdpl. Selanjutnya Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 mdpl.

Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berada di puncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem Kawah Ratu.

Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri. Menurut catatan PVMBG, erupsi terbesar pernah terjadi pada tahun 1699, yang bersifat erupsi magmatis dan bersifat merusak, catatan korban tidak diketahui.

Komentar