Kamis, 02 Mei 2024 | 19:58
NEWS

Inggris Dilanda Covid Pirola, Indonesia Punya Vaksin Pencegah!

Inggris Dilanda Covid Pirola, Indonesia Punya Vaksin Pencegah!
Ilustrasi Covid-19 (Dok Pixabay)

ASKARA - Para ilmuwan di Inggris telah merekomendasikan kembalinya langkah-langkah mitigasi pandemi, termasuk penggunaan masker hingga mengimbau masyarakat untuk segera mendapat vaksin COVID-19, termasuk booster menyusul kemunculan varian COVID Pirola atau subvarian Omicron BA.2.86 yang menyebar dengan cepat, bahkan memiliki banyak mutasi

"Ini perlunya mewaspadai infeksi COVID saat kita memasuki musim gugur dan musim dingin," kata Professor Lawrence Young, ahli virologi di Universitas Warwick, dikutip dari Daily Mail.

Dikatakannya, ketika masyarakat kembali bekerja dan sekolah dibuka kembali setelah liburan musim panas, kita perlu meningkatkan kesadaran akan risiko infeksi, terutama bagi kelompok yang paling rentan. 

"Pemerintah harus mempercepat kampanye vaksinasi musim gugur dan memperluasnya kepada orang-orang yang berusia di bawah 65 tahun,"  tegasnya.

Para ilmuwan Inggris menyerukan warga disuntik vaksin booster COVID-19 di tengah varian baru Pirola. Mereka khawatir varian tersebut dapat memicu gelombang infeksi baru lantaran penularannya yang sangat cepat.

Turunan dari Omicron ini diketahui membawa lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakannya, yang merupakan bagian dari virus yang dirancang untuk ditargetkan oleh vaksin. Beberapa di antaranya memiliki fungsi yang tidak diketahui, namun ada pula yang dianggap membantu virus menghindari sistem kekebalan tubuh.

Awal bulan Agustus, penasihat Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengakui varian tersebut menimbulkan kekhawatiran dan kemunculannya yang cepat menunjukkan penularan internasional yang sudah terjadi.

Kasus global Pirola juga meningkat dua kali lipat dalam seminggu terakhir, dan kini telah terdeteksi di Inggris, AS, Israel, Denmark, Afrika Selatan, Portugal, Swedia, Kanada, Thailand, dan Swiss.

Meskipun begitu, beberapa ilmuwan juga telah memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk panik terhadap varian baru ini.

Sementara, Indonesia telah menciptakan vaksin untuk melawan berbagai varian COVID-19 dengan nama Vaksin Nusantara atau Vaksin Imonoterapi gagasan Prof. Dr, dr Terawan Agus Putranto, Sp.Rad yang saat ini sudah dapat diakses di Rumah Sakit Tentara Slamet Riyadi, Solo. 

Vaksin imonoterapi dibuat untuk menciptakan sistem kekebalan tubuh atau sebagai perisai hingga tubuh menjadi lebih sehat dan lebih kuat melawan berbagai macam virus dan bakteri yang menyerang tubuh.

Pasukan sel darah putih sebagai para prajurit, berjuang untuk menghilangkan sel-sel yang terinfeksi dan bermutasi. Sel tersebut adalah limfosit yang dapat berkembang biak, menciptakan antibodi, untuk melawan penyerang selama proses peradangan. 

Di dalam tubuh terdapat Sel dendritik (DC) yang merupakan "jenderal" pengatur pertahanan imun dan respons regulasi kita. Sel kekebalan ini memperkenalkan penanda (antigen) dari zat asing berbahaya seperti virus, bakteri, dan jamur, untuk memulai imunitas. Tidak hanya mengendalikan respons kekebalan, mencegah penyakit autoimun, tetapi mereka juga bisa memimpin sel kekebalan melawan kanker dan bahkan memicu reaksi anti-peradangan, serta membatasi peradangan yang berlebihan. 

Dalam penemuan revolusioner, telah ditemukan potensi sel dendritik melalui terapi imun. Monosit, sekelompok sel muda yang mengalir dalam aliran darah, dapat dimanfaatkan. Dengan mendidik mereka di luar tubuh untuk mengenali sinyal penyerang (antigen), lalu memasukkan kembali, kami memberdayakan limfosit, untuk pertahanan yang lebih kuat terhadap virus, bakteri, dan tumor. 

Bagaimana pembuatan sel dendetrik? autolog (dari darah sendiri) 

Pertama, darah dari tubuh pasien akan diambil lalu dipisahkan sel darah putihnya. Sel darah putih khusus bernama monosit akan dibiakan di laboratorium. Dengan menggunakan media khusus, monosit akan berubah menjadi sel denditrik (DC). Setelah proses itu, DC autolog disuntikkan kembali ke tubuh pasien.

Sel Dendritik Autolog sudah terbukti keamanannya sebagai vaksin COVID-19, terapi Hepatitis B, infeksi HSV (Herpes), infeksi HIV, glioblastoma (kanker otak), Wilms tumor (kanker ginjal), kanker pankreas, diabetes tipe 1, rematik, dan multipel sklerosis. 

 

Komentar