ASKARA - Anggota Komisi VI DPR RI, Sondang Tiar Debora Tampubolon mempertanyakan urgensi rencana penggabungan usaha (merger) Maskapai penerbangan milik BUMN, di antaranya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dengan PT Citilink Indonesia dan PT Pelita Air Service.

"Apa rencana ini betul? Mohon dijelaskan," Tanya Sondang ke Menteri BUMN, Erick Thohir, Kamis (31/8).

Menurut Sondang, semestinya penggabungan atau pengambilalihan suatu perusahaan bertujuan untuk memperbesar nilai dari perusahaan dengan menambah atau memperbesar pasar dan mengurangi kompetisi.

"Kalau wacana ini betul untuk mengembangkan atau memperbesar pangsa pasar. Pasar yang mana yang akan di perbesar. Bukankah Garuda, Citilink dan Pelita pasarnya sudah dikuasai negara. Seharusnya, kalau mau mengakuisisi adalah mengakuisisi pasar-pasar yang belum dimiliki oleh negara. Baru lah benar-benar memperbesar value," beber Sondang.

Legislator PDIP Dapil Jakarta Timur ini memandang, jika alasan penggabungan hanya untuk menekan atau memperkecil cost, langkah akuisisi mestinya tidak perlu dilakukan.

"Saya pikir tidak perlu mengakuisisi sesama BUMN. Ini sama saja dengan kanibalisasi," tegas dia.

"Kalau digabungkan ini akan jadi praktek kanibalisasi,"

Dalam kesempatan ini, Sondang juga mengaku tak setuju jika alasan penggabungan maskapai penerbangan itu didasarkan untuk mengurangi kompetisi. Hal tersebut dikarenakan, dengan semakin banyaknya maskapai, maka akan semakin banyak memberikan pilihan, sehingga maskapai akan bersaing dengan sehat dengan cara memberikan layanan terbaik dan harga yang terjangkau.

"Kompetisi jangan dihilangkan pak, kompetisi itu penting untuk mewujudkan agar masyarakat memiliki banyak produk di dalam industri ini,. Kompetisi juga penting untuk mengontrol harga, kompetisi juga penting untuk menjaga kualitas industri, kompetisi juga penting untuk mengontrol distribusi dan jumlah rute-rute (penerbangan) yang ada di indonesia. Jadi, jangan dihilangkan kompetisi di Industri ini pak," kata Sondang menegaskan.