Sabtu, 04 Mei 2024 | 15:53
COMMUNITY

Reuni Pitulasan Alumni Merto Nusantara untuk Maksimalisasi Diri

Persaudaraan Alumni untuk Maksimalisasi Diri

Reuni Pitulasan Alumni Merto Nusantara untuk Maksimalisasi Diri
Foto bersama Reuni Pitulasan Alumni Merto Nusantara (Dok Askara)

ASKARA - Hari Sabtu, 19 Agustus 2023, Kampoeng Media Sinduharjo tampak ramai dan bersemangat. Warna merah putih menghiasi gapura selamat datang dan meja-meja penerimaan tamu. Kampoeng Media adalah tempat yang dikelola oleh para Jesuit dalam karya komunikasi sosial mereka terutama dalam bidang audio-visual. Kampoeng Media dikenal juga sebagai SAV-PUSKAT atau Balai Budaya Sinduharjo. Sekian tahun lalu, alm. Pater Ruedy Hoffmann memimpin lembaga ini untuk karya komunikasi sosial dengan beragam aktivitas, dari lokakarya teater rakyat sampai kepada teknik produksi audio-visual.

Hari itu, Kampoeng Media menjadi meriah karena kehadiran para alumni Seminari Mertoyudan lintas angkatan yang sedang menghelat acara reuni, launching Perkumpulan Persaudaraan Alumni Merto Nusantara, dan sekaligus memperingati kemerdekaan Republik Indonesia. Senyuman, candaan, gegojegan, nyek-nyekan, maupun tegur sapa formal dan perkenalan mewarnai perjumpaan para alumni itu.

Pertemuan reuni alumni seminari Mertoyudan lintas angkatan ini berlangsung sehari penuh dari jam 08.00 pagi sampai dengan jam 16.00 sore dengan acara santai, obrolan ringan, sharing dan tanya jawab tentang kebangsaan dan dinamika politik nasional serta prinsip-prinsip keterlibatan Gereja dalam politik, serta jejogedan bersama biduanita diiringi organ tunggal. Pokoknya akrab dan mengasyikkan.

Baik yang tua, angkatan CP 1965 maupun yang muda, angkatan Merto tahun 2000-an, yang datang dari berbagai kota seperti Semarang, Magelang, Tangerang, Jakarta, Surabaya, maupun Jogyakarta, saling bertegur sapa, ngobrol santai tentang berbagai hal, sambil menikmati sajian lengkap yang disediakan secara gratis oleh panitia. Jajanan pasar dalam tampah-tampah besar, kopi robusta maupun arabica, tumpeng nasi kuning dengan ubarampe lengkap, bakso, buntil godhong lumbu, maupun aneka rupa model masakan B1 dan B2, tersaji lengkap di meja-meja maupun di atas alat bebakaran. Nyamleng.

Dr. Francis Borgias Alip, M.Pd., M.A., mewakili alumni Merto sepuh, membuka acara dengan menggunting pita kuning di pintu masuk ruang pertemuan sambil memohon berkat Tuhan. Selanjutnya semua yang hadir menempati kursi yang telah disediakan, sesuai dengan selera masing-masing.

Jodi Harjoko, memimpin doa untuk mengawali seluruh acara. Ki Lurah Roh Merto Jogja (RMJ), Gembong Tri Haryoko memberikan sambutan selamat datang dan ucapan terima kasih kepada panitia khusus yang telah mempersiapkan seluruh acara secara ciamik.

Nanang Sumaryadi, sang ketua Panitia memberikan sambutan pembukaan dan mengajak semua alumni yang hadir untuk menikmati acara sampai tuntas. Tentu saja, kelakar dan gojegan selalu mewarnai kata sambutannya. Begitulah Nanang Sumaryadi. Pokoknya unik.....tak ada duanya.

Yang agak khusus dalam rangkaian acara ini adalah launching Perkumpulan Persaudaraan Alumni Merto Nusantara. Ini adalah sebuah organisasi yang diinisiasi oleh beberapa orang alumni dengan badan hukum Perkumpulan.

"Persaudaraan Merto Nusantara adalah perkumpulan alumni Merto yang sifatnya sukarela dan tidak otomatis. Perkumpulan ini lebih fokus kepada para alumni sendiri, dengan tujuan ngopeni alumni untuk sebuah penyadaran bahwa seseorang tidak lagi berada di jalur imamat dan tetap bisa menjadi maksimal dalam diri masing-masing dengan jalan yang telah dipilihnya. Persaudaraan Merto Nusantara ini membangun persaudaraan dengan saling menyapa, saling mengingatkan, saling menguatkan dan saling mengembangkan.

Program usaha dan jaringan usaha serta pembekalan kaum muda menjadi prioritas. Harapannya, alumni yang sudah maksimum di jalan mereka sendiri-sendiri, juga bisa berkontribusi untuk alma mater. Selanjutnya akan dibuka pendaftaran keanggotaan. Secara rutin akan ada perjumpaan. Persaudaraan Merto Nusantara akan bergerak dari Yogyakarta ke seluruh Nusantara..."

Persaudaraan Alumni untuk Maksimalisasi Diri Begitulah kurang lebih pernyataan singkat dan umum yang disampaikan oleh Dr. Widya Kiswara saat memberikan informasi tentang Persaudaraan Merto Nusantara ketika melaunchingnya sebagai salah satu organisasi baru di antara alumni Mertoyudan.

Launching organisasi baru ini ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh sang Ketua Perkumpulan terpilih, Nanang Sumaryadi, yang diserahkan kepada Pengawas Perkumpulan, Benidictus Widyatmono alias Monos, lalu berfoto bersama dengan pendiri yang lain, Ignatius Budi Hartono (Tong Ju). Hal yang pantas digarisbawahi dalam launching Perkumpulan Persaudaraan Merto Nusantara ini adalah bahwa organisasi ini memiliki perhatian utama kepada para alumni itu sendiri, bukan kepada Seminari.

Maka preferential option-nya adalah kehidupan para alumni. Saling mendukung, saling membantu, saling menyemangati dan saling menemani para alumni untuk memaksimalisasi diri di jalan hidup yang telah dipilihnya itulah motivasi utama yang melandasi inisiasi organisasi alumni ini.

Penguatan Wawasan Kebangsaan Dalam momen peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, salah satu upaya berbagi wawasan dalam rangka menghadapi tahun politik yang sudah mulai berlangsung, Perkumpulan Persaudaraan Merto Nusantara menghadirkan salah satu alumnus Merto yang kebetulan mengambil jalan hidup di dunia politik, yakni Dr. Y. Nanang Marjianto, M.M., untuk menguatkan wawasan kebangsaan para alumni yang hadir, dengan tema paparan "Bergerak dan Berbuah, Perutusan Hidup Menggereja dan Pusaran Tahun Politik".

Dalam pilihan politiknya, Nanang Persaudaraan Alumni untuk Maksimalisasi Diri Marjianto bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sejak sebelum luluas kuliah di Universitas Sanata Dharma, Nanang Marjianto telah aktif sebagai anggota legislative di Kabupaten Klaten. Dalam perjalanan, ia memilih untuk tidak lagi aktif di legislatif, melainkan lebih aktif sebagai kader partai di organisasi dengan beragam penugasan atau perutusan partai.

Dalam paparannya, ia menyatakan bahwa sebagai warga Gereja, setiap orang dipanggil untuk berpolitik sebagai individu, baik berpolitik secara praktis maupun berpolitik secara umum sebagai upaya untuk mendukung seluruh proses terwujudnya bonum commune dalam kehidupan masyarakat. Keterlibatan dalam tindakan politik ini merupakan praksis dari panggilan untuk menjadi garam dan terang dunia.

Dalam dialog dan diskusi ditemukan bahwa ternyata tantangan kehidupan masyarakat menghadapi tahun politik ini tidaklah mudah. Kecenderungan segregasi akibat politik identitas masih sangat besar. Demikian juga tantangan politik uang (money politic) terutama dalam bentuk pembelian suara (vote buying) masih sangat besar. Ada tiga faktor yang memengaruhi lahirnya tantangan money politic ini. Pertama, sistem pemilu yang terbuka mengakibatkan setiap calon legislatif harus bersaing satu sama lain termasuk dengan sesama anggota partainya sendiri di dapil masing-masing.

Kedua, minimnya anggaran dari Negara untuk pembiayaan partai-partai politik. Ketiga, kegagalan partai dalam menjalankan fungsi pendidikan politik kepada warga masyarakat, sehingga warga masyarakat cenderung untuk memanfaatkan tahun politik demi kepentingan praktis-pragmatis jangka pendek tanpa mempertimbangkan kualitas pemilu dan Persaudaraan Alumni untuk Maksimalisasi Diri kualitas calon legislatif maupun calon kepala daerah, yang akan memiliki dampak jangka panjang terhadap rendahnya kualitas produk kebijakan di masa-masa depan. Rendahnya kualitas produk kebijakan ini pada gilirannya juga akan berdampak bagi rendahnya kualitas layanan publik, sehingga semakin jauh dari cita-cita pencapaian bonum commune.

Forum penguatan wawasan kebangsaan dalam bentuk dialog dan diskusi ini ditutup dengan sesi foto bersama dan dilanjutkan dengan makan siang sesuai selera. Acara reuni dan pitulasan alumni merto ini masih berlangsung sampai sore dalam format yang sangat santai yakni ngobrol-ngobrol bebas sambil menikmati sajian lagu-lagu bersama biduanita. Jejogedan dan foto-foto, serta pengambilan video bersama tentu saja membuat semuanya asyik tiada terkira. Tak peduli tua atau muda, pastor atau awam.......pokoknya.....hokya....hokya....penuh semangat dan gembira. (Indro Suprobo)

Komentar