Jumat, 17 Mei 2024 | 07:58
COMMUNITY

Laksamana Sukardi: Produksi HP Tidak Sulit, Indonesia Memiliki SDM Yang Pintar

Laksamana Sukardi: Produksi HP Tidak Sulit, Indonesia Memiliki SDM Yang Pintar
Laksamana Sukardi jadi pembicara talk show (Dok Askara)

ASKARA – Lebih dari 5000 mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung (ITB) sedang mengikuti acara Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) di Kampus ITB Jatinangor.

Acara tersebut mencapai puncaknya dengan adanya talkshow yang menampilkan pembicara spesial, Laksamana Sukardi, mantan Menteri BUMN yang juga merupakan alumnus ITB.

Dalam sesi talkshow yang dihadiri oleh para mahasiswa baru ITB, Laksamana Sukardi membahas kondisi dan prospek pembangunan bangsa Indonesia ke depan, serta mengajak mahasiswa untuk berperan aktif dalam kemajuan negara.

Dengan berbicara di hadapan mahasiswa baru ini, Laksamana Sukardi berharap dapat menginspirasi mereka tentang peran penting anak bangsa dalam memajukan Indonesia.

Dalam pidatonya, Laksamana Sukardi menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh Indonesia sebagai negara kaya sumberdaya manusia dan alam, namun belum mampu mencapai status negara maju.

Ia mengomentari tentang eksploitasi sumberdaya alam yang sering kali berujung pada impor barang jadi dari luar negeri, termasuk dalam hal produksi telepon genggam (HP).

Laksamana Sukardi menekankan bahwa produksi HP bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan, dan Indonesia memiliki potensi dan sumber daya manusia yang pintar. Namun, tantangan yang dihadapi adalah rendahnya daya saing dan produktivitas bangsa.

Ia mengungkapkan bahwa produktivitas Indonesia hanya mencapai 0,5 dalam skala 0 hingga 1, jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Singapura, Taiwan, Korea, Tiongkok, dan Jepang.

Laksamana Sukardi menyatakan bahwa kemajuan suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh kekayaan sumber daya alamnya, tetapi lebih pada keunggulan sumber daya manusianya (SDM).

Ia merinci lima masalah mendasar yang menghambat kemajuan Indonesia, yaitu salah kaprah, salah asuh, salah lihat, salah tafsir, dan salah tata kelola.

Pada akhir talkshow, Laksamana Sukardi menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia perlu mengubah paradigma tentang pendidikan dan tata kelola bangsa.

Ia mendorong agar pendidikan lebih fokus pada pemberdayaan individu dan peningkatan produktivitas, serta perlunya perubahan dalam kepemimpinan dan tata kelola yang lebih transparan dan efektif.

Acara OSKM tahun ini diharapkan akan memberikan dampak positif dalam membentuk generasi mahasiswa yang memiliki wawasan luas, semangat untuk berkontribusi, dan komitmen untuk membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. (TB)

Komentar