Senin, 06 Mei 2024 | 07:06
OPINI

Merah Putih: Sekadar Bendera atau Ada Makna Lain yang Lebih Dalam?

Merah Putih: Sekadar Bendera atau Ada Makna Lain yang Lebih Dalam?
Untung Suropati (Dok Pribadi)
Renungan malam...
 
ASKARA - Setiap bulan kemerdekaan--tanggal 1--31 Agustus--bangsa Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih. Tetapi tahukah Anda bahwa "Merah-Putih" (Jw: tes bang-tes putih), bahasa lain dari "Lingga-Yoni" atau "Bapa Angkasa-Ibu Pertiwi" atau "Curiga-Warangka" atau "Maskulin-Feminin" sejatinya bukan sekadar bendera tetapi juga ajaran?
 
Pertanyaannya, ajaran yang bagaimana atau seperti apa? Ajaran adiluhung Nusantara (baca: Jawa) tentang asal-usul kehidupan. Tepatnya cikal bakal dumadiné raga atau terjadinya raga/badan. Kita bisa disebut manusia--bukan makhluk halus--karena kita memiliki raga alias terbungkus badan bukan? Sedemikian dalam makna "Merah-Putih" sehingga Sukarno membangun "Lingga-Yoni" raksasa di jantung DKI Jakarta. Kita mengenalnya sebagai Monas.
 
Sayang seiring perjalanan waktu, seiring menguatnya pengaruh dan berbagai ajaran asing pasca-runtuhnya Majapahit, pengertian "Merah-Putih" lambat laun mengalami degradasi atau pendangkalan: Merah adalah berani, Putih artinya suci. Sekali lagi, strategi "Soft Power" ala Jüri Lina terbukti ampuh dan tepat sasaran.
 
Mari jadikan bulan Agustus sebagai momentum retrospeksi. Mari jadikan bulan kemerdekaan NKRI untuk mengingat dan mengibarkan kembali ajaran-ajaran adiluhung Nusantara yang lama menghilang.
 
Jawa di sini artinya mbeneh atau bener lan pener atau benar dan bijaksana. Bukan sebagai nama suku, bahasa, pulau, atau tradisi/budaya.
 
#saveindonesia
#kembalikenusantara
 
Bumi Jenggala, 1-8-2023
 
Untung Suropati
Pemerhati dan Pengamat Budaya
 
 

Komentar