Kamis, 02 Mei 2024 | 18:23
COMMUNITY

Ribuan Orang Ikuti Gerakan Bali Melawan Osteoporosis di Lapangan Bajra Sandi Niti Denpasar

Ribuan Orang Ikuti Gerakan Bali Melawan Osteoporosis di Lapangan Bajra Sandi Niti Denpasar
Para pengurus Perwatusi, instruktur dan masyarakat foto bersama usai Gerakan Bali Melawan Osteoporosis di Denpasar, Bali (Dok Perwatusi)

ASKARA - Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) mengadakan senam massal pencegahan osteoporosis dalam Gerakan Bali Melawan Osteoporosis (GBMO) yang diikuti sekitar 2.300 orang di lapangan timur Bajra Sandi Niti Mandala, Denpasar, Sabtu (22/7). 

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom yang sekaligus mencanangkan Gerakan Bali Melawan Osteoporosis mengatakan bahwa Pemprov Bali sangat mendukung gerakan yang diprakarsai oleh Perwatusi Bali, kendati di Dinas Kesehatan Bali juga memiliki program-program serupa, dan tak hanya untuk lansia, namun juga untuk anak anak. 

"Oleh karena itu, kami akan terus mensupport dan bekerjasama dalam rangka melawan osteoporosis di Bali,” katanya.

Menurutnya, dampak osteoporosis tentu sangat mengganggu fisik dan mental. Orang yang mengalami osteoporosis, bisa bergantung pada orang lain. Bahkan bisa berpengaruh dan mengganggu fisik. Untuk itu harus mulai dicegah sejak anak-anak, bukan hanya pada lansia.

Usai kegiatan GBMO, Ketua Umum DPP Perwatusi, Anita A Hutagalung mengatakan, antusias masyarakat untuk mengikuti kegiatan senam osteoporosis sangat tinggi. Tak hanya masyarakat yang sudah terdaftar saja yang hadir, namun masyarkaat yang sedang beraktivitas di lapangan Niti Mandala Denpasar, juga ikut bergbung.

"Dari data yang ada, total sebanyak 2300 orang yang mengikuit senam ini. Dan untuk melawan osteoporosis, dari Perwatusi terus melakukan upaya sosialisasi. Baik dengan kegiatan senam maupun kegiatan lain. Salah satu program Perwatusi adalah sosialisasi mengenai kesehatan tulang untuk masyarakat Indonesia khususnya di Bali," kata Anita. 

Dijelaskannya, program-program yang dilakukan salah satunya adalah latihan untuk instruktur, karena mereka nantinya akan menjadi perpanjangan tangan Perwatusi untuk terus mensosialisasikan dan mengajak masyarakat bergerak.

Tak hanya itu, lanjutnya, untuk memperkuat kolaborasi, Perwatusi juga bermitra denga Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi). Yang mana, melalui kolaborasi ini, pihaknya berharap bisa lebih banyak mendapat edukasi dari Perosi.

Sementara itu, Ketua Perosi Cabang Bali, Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa, SpB., SpOT (K)., mengatakan, bila dilihat secara umum, pada wanita yang sudah menopause, resiko terjadinya osteoporosis itu sangat tinggi. Hal itu karena secara alami hormon estrogen pada tubuhnya mulai menurun. 

"Kondisi ini tentu dapat mengakibatkan tulang menjadi lunak, dan mudah patah. Sehingga dengan kondisi ini, resiko akibat dari osteoporosis ini, bisa mengakibatkan resiko patah tulang. Disamping karena faktor usia, penyakit lain juga bisa menjadi penyebab terjadinya osteoporosis," kata Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa.

Ketua DPD Perwatusi Bali, Dra, Ida Ayu Puji Arsini, MM., menambahkan, kegiatan ini merupakan sebuah gerakan yang dicanangkan bersama, sebagai bentuk komitmen nyata Perwatusi untuk mendampingi masyarakat Bali, untuk memiliki tulang yang Kuat dan Berbadan Sehat, terhindar dari penyakit keropos tulang atau osteoporosis.

Sebelumnya, dalam rangka persiapan pencanangan Bali melawan osteoporosis, pihaknya telah menggelar kegiatan senam rutin pencegahan osteoporosis, setiap hari Minggu sore di lapangan utama Niti Mandala Denpasar. 

Selain itu, lanjutnya, Perwatusi Bali juga telah bekerjasama dengan Perhimpunan Rhematologi Indonesia (IRA) Bali, dalam pelatihan tentang Osteoporosis untukk dokter FKTP dan Nakes di Kabupaten Badung. 

Dalam rangkaian pencanangan Gerakan Bali melawan Osteoporosis, pihaknya telah melakukan pelatihan dan sertifikasi terhadap 60 orang Instruktur. Dengan tujuan, agar senam pencegahan osteoporosisi ini dapat diketahui dan diikuti berbagai lapisan dan kelompok masyarakat, sehingga akan terbentuk Komunitas masyarakat peduli osteoporosis di provinsi Baii . 

"Pelatihan dan sertifikasi ini, dilakukan juga dalam rangka memberikan standar pelatihan yang sama bagi para instruktur, sebagai ujung tombak perwatusi. Pada kegistan ini, 10 instruktur terbaik juga tampil pada kegiatan sen bersama ini," kata Ida Ayu Puji Arsini.

 

Komentar