Minggu, 28 April 2024 | 00:22
OPINI

Kebajikan Dibalas Kebaikan

Kebajikan Dibalas Kebaikan
Luthfi Bashori

Oleh: Luthfi Bashori

ASKARA - Menurut sebagian orang, kebajikan itu adalah kemuliaan akhlak. Suatu kebajikan adalah tabiat atau sifat tertentu yang dianggap baik, sehingga dijadikan salah satu sendi keutamaan dan sikap berbudi pekerti yang baik. Dengan kata lain, kebajikan adalah perilaku yang memperlihatkan tolok ukur budi pekerti yang tinggi, yakni mengerjakan yang benar dan menghindari yang salah.

Dengan pemahaman seperti ini, maka kebajikan dan kebaikan itu adalah sinonim, atau persamaan kata menurut bahasa. Adapun praktek di lapangan adalah suatu perbuatan mulia yang dikerjakan oleh seseorang dan berdampak positif terhadap pihak lain.

Jika ada seseorang yang mendapatkan perlakukan baik dari pihak lain, maka hendaklah ia membalas kebaikan tersebut dengan kebajikan lain yang senada atau minimal membalas ucapan doa yang dapat dianggap setara dengan kebaikan yang diterimanya. 

Rasulullah SAW bersabda: “Siapa pun yang datang kepada kalian dengan membawa kebajikan, maka berilah ia imbalan, apabila kalian tidak menemukan (apa yang akan kalian berikan kepadanya) maka berdoalah untuk kebaikannya.” (HR. Imam Thabrani melalui al-Hakim Ibnu Umar RA).

Jadi, membalas kebaikan yang serupa kepada orang yang telah berbuat baik itu merupakan anjuran syariat. Jika ia tidak mampu membalas kebaikan dengan kebajikan yang serupa, miminal ia dituntut untuk mendoakan orang lain yang telah berbuat kebaikan kepadanya.

Dalam kata lain, orang yang tidak pandai berterima kasih kepada pihak lain, berarti ia tidak pandai bersyukur kepada Allah, karena yang menurunkan syariat itu adalah Allah, adakalnya lewat ayat-ayat firman-Nya, atau lewat sabda-sabda nabi-Nya.

Komentar