Rabu, 24 April 2024 | 06:17
COMMUNITY

Perjalanan PII ke IKN Penuh Kesan, Butuh Transportasi Cerdas Di Masa Depan

Perjalanan PII ke IKN Penuh Kesan, Butuh Transportasi Cerdas Di Masa Depan
Ketua Panitia Pelaksana Rapimnas PII, Hetifah Sjaifudian

ASKARA - Rangkaian Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) diakhir dengan penuh kesan, dengan melakukan perjalanan ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara serta proyek kilang minyak Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, pada Minggu (22/1).

Peserta Rapimnas PII yang melakukan perjalanan ke dua lokasi tersebut dibagi dalam 2 rombongan. Sebagian ke proyek kilang minyak RDMP, dan mayoritas meninjau lokasi kawasan IKN Nusantara.

Perjalanan menuju ke IKN memberi kesan yang cukup membekas. Pasalnya, salah satu bus yang dinaiki rombongan sempat mengalami masalah. Karena kesigapan panitia pelaksana, rombongan yang berada di dalam bus akhirnya dipindahkan ke bus lainnya, tanpa menunggu waktu lama.

Ketua Panitia Pelaksana Rapimnas PII, Hetifah Sjaifudian mengatakan, bus mogok tersebut adalah kondisi sesungguhnya masalah transportasi di Kalimantan Timur. Untuk itu, dengan pembangunan IKN yang mengusung konsep kota cerdas dengan memerhatikan lingkungan dan energi terbarukan, sudah wajib dipikirkan untuk mengembangkan transportasi cerdas di masa depan.

 “Ini menjadi pengalaman yang berharga, untuk kita bisa sama-sama mengembangkan konsep smart transportation ke depannya untuk di IKN,” ujar dia, dalam keterangannya, Senin (23/1).

Setibanya di lokasi Tugu Titik Nol IKN, rombongan disambut dengan hangat oleh Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Hamdam Pongrewa. Dia menjelaskan kedatangan rombongan PII ke Titik Nol IKN dan juga lokasi Istana Negara serta Bendungan Semoi Dua akan memberikan gambaran secara jelas, progres pembangunan IKN Nusantara.

Meski dirinya, secara yuridiksi tidak lagi memiliki otoritas terhadap kawasan IKN, namun sebagai Bupati PPU yang kawasannya sebagian besar akan dijadikan ibu kota, ia merasa sangat terhormat kedatangan tamu dari para pengurus pusat PII yang berlatar belakang insinyur dengan profesi beragam.

“Ini suatu kebanggaan, karena tidak hanya para insinyur yang datang, tapi juga ada profesor, akademisi, bahkan Bupati Aceh Timur bisa hadir di IKN ini,” ucap dia dalam sambutannya.

Bupati menerangkan, IKN sejatinya berada di antara Kabupaten PPU dan juga Kabupaten Kutai Kartanegara. Namun, pusat pemerintahan dan sebagian besar zona utama IKN berada di wilayah administrasi PPU. Sehingga, sejumlah hal seperti pelayanan publik untuk masyarakat masih tetap dibawah kendalinya.

Sedangkan, untuk urusan investasi dan juga progres pembangunan, saat ini telah berada di bawah Badan Otorita IKN, yang dipimpin oleh Bambang Susantono.

“PPU nantinya tetap akan menjadi interland untuk IKN. Serta daerah penyangga utama,” jelas dia.

Sekretaris Jenderal PII, Bambang Goeritno menerangkan, sebuah pengalaman berharga bisa membawa rombongan yang cukup banyak ke lokasi Titik Nol IKN. Terlebih yag dibawa adalah para insinyur.

Dia menyatakan, PPI melalui Deklarasi Balikpapan telah berkomitmen untuk berperan aktif dalam perencanaan dan operasional IKN. Agar pembangunan tepat waktu, tepat mutu, dan efisien.

“Semoga IKN ini akan menjadi contoh dalam membangun sebuah kota yang baik sesuai rencana kita. Kita ingin membangun sebuah kota yang cerdas, yang bisa memberikan kenyamanan dan fungsi optimal untuk masyarakatnya,” kata dia.

PII jelas dia, memiliki tenaga ahli dari pakar-pakar perkotaan serta ilmu disiplin lainnya, yang bisa dikerahkan untuk membantu pembangunan IKN.

Komentar