Sabtu, 20 April 2024 | 05:01
NEWS

Disuruh Kopda Muslimin Tembak di Kepala, Eksekutor Tak Tega Lihat Anak

Disuruh Kopda Muslimin Tembak di Kepala, Eksekutor Tak Tega Lihat Anak
Penembakan istri TNI di Semarang (Dok tangkapan layar)

ASKARA - Pengakuan disampaikan eksekutor penembak Rina Wulandari (34), istri Kopral Dua Muslimin.

Pelaku mengaku disuruh Kopda Muslimin menembak tepat di kepala istrinya agar langsung meninggal di tempat.

Sugiono alias Babi (34), sang eksekutor mengaku tak tega dan akhirnya menembak di perut korban. 

"Disuruh Pak Muslimin (Kopda Muslimin,red) untuk tembak kepala istrinya tetapi saya nggak tega, jadi saya arahkan ke perut," ujar Sugiono, saat memberikan keterangan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7).

Dikatakan Sugiono, dia tak tega melihat anak Kopda Muslimin yang pada waktu kejadian penembakan bersama dengan Rina. 

"Saya sedih, melihat bagaimana anak saya kehilangan seorang ibu," katanya.

Saat awal hingga eksekusi penembakan, lanjut dia, Kopda Muslimin terus memberikan panduan kepadanya melalui sambungan telepon.

"Pak Muslimin memberi kabar melalui telepon bahwa istrinya sudah keluar rumah untuk menjemput sekolah anaknya," jelasnya.

Seharusnya Sugiono diperintah Kopda Muslimin untuk menghabisi nyawa Rina saat sebelum menjemput anaknya di sekolah.

"Skenarionya ditembak ketika Ibu Rina pas keluar dari rumah sebelum berangkat jemput ke sekolah, waktu tidak ada anaknya," katanya.

Namun dia kehilangan jejak korban, dan skenario pun diubah. Akhirnya eksekusi penembakan dilakukan usai Rina pulang dari menjemput anaknya. 

"Tembakan pertama mengarah ke badan, tetapi ternyata tidak kena. Kemudian saya ditelepon Pak Muslimin, dia marah, saya diperintah untuk menembak lagi. Kemudian saya putar balik lagi. Tembakan kedua saya arahkan ke perut karena ada anaknya di situ," ungkapnya. 

Sekadar diketahui, keempat pelaku yang ditugasi Kopda Muslimin untuk menghabisi nyawa istrinya mempunyai peran masing-masing. 

Sugiono alias Babi yang merupakan eksekutor penembakan, Ponco yang bertugas sebagai pengendara sepeda motor Kawasaki Ninja, kemudian Suriyono dan Agus Santoso alias Gondrong yang berperan sebagai pengawas saat aksi penembakan itu. (ant/jpnn)

Komentar