TNI AL Dukung Pembangunan Sistem Edukasi Kebencanaan Berkelanjutan

ASKARA - TNI Angkatan Laut melalui Dinas Potensi Maritim TNI Angkatan Laut (Dispotmaral) melaksanakan Program Pelatihan Penanggulangan Bencana (Latgulben) TA. 2022 yang berlangsung dari tanggal 12 - 14 Juli 2022 di Sorong, Papua Barat.
Hal itu dilakukan berdasarkan arahan Presiden RI Joko Widodo pada Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2022 untuk lebih mengedepankan pada pembangunan sistem edukasi kebencanaan berkelanjutan di setiap daerah rawan bencana alam.
Budaya akan sadar bencana harus di mulai dari kesadaran individu, keluarga dan kelompok, serta di lingkungan sekolah hingga sampai pada kelompok masyarakat bawah, karena pada saat ini kesadaran itu masih kurang dipamahai masyarakat tentang pentingnya pengetahuan akan ancaman bahaya bencana dan sikap sadar bencana yang belum menjadi perilaku sehar-hari.
Menurut Kepala Dinas Potensi Maritim TNI Angkatan Laut (Kadispotmaral), Laksamana Pertama TNI Dr. Suradi Agung Slamet, S.T, S.Sos., M.M. selaku penanggungjawab Latgulben TNI AL TA. 2022, Pelatihan Penanggulangan Bencana merupakan program rutin yang dilaksanakan oleh TNI AL melalui Dispotmaral yang diagendakan setiap tahun dan dan agenda ini selalu di prioritaskan pada daerah-daerah rawan bencana.
"Latgulben sebelumnya telah dilaksanakan pada tanggal 17 hingga 19 Mei 2022 di dua wilayah rawan bencana yaitu wilayah Lantamal I/Lanal Simeulue dan Lantamal II/Lanal Nias, sedangkan Latgulben di wilayah Lantamal XIV Sorong dilaksankan pada tanggal 12 hingga 14 Juli 2022," kata Kadispotmaral, Kamis (14/7).
Ditambahkannya, kegiatan ini pun bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya peningkatan kemampuan diri sendiri, kesiapsiagaan, kewaspadaan, sikap tanggap segera menyiapkan alat peralatan, juga menyelamatkan diri dari resiko ganasnya ancaman bencana serta menghadapi terjadinya bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di daerah pesisir.
"Maka dengan langkah antisipasi siaga bencana tersebut mampu menekan angka korban jiwa dan memahami langkah-langkah pertama yang harus diambil saat terjadi bencana," kata Laksamana Pertama TNI Dr. Suradi Agung Slamet, S.T, S.Sos., M.M.
Adapun materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut, tambah Kadispotmaral, meliputi sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami; penanganan korban gempa bumi dan tsunami; sistem komando penanganan darurat bencana; mekanisme penanganan kelompok rentan; penyandang disabilitas dan pengungsi; penanganan hewan ternak di daerah gempa bumi dan tsunami; manajemen kesiapsiagaan bencana; prosedur pelaksanan proses evakuasi mandiri dari ancaman resiko.
Pelatihan selama 3 hari ini diakhiri dengan simulasi kesiapsiagaan bencana dan evakuasi mandiri masyarakat pesisir terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami.melibatkan personel TNI, POLRI, Pemda setempat, BPBD, Basarnas, BMKG, pelajar dan masyarakat Maritim.
Penutupan Latgulben dilaksanakan melalui rangkaian upacara yang dipimpin langsung oleh Komandan Lantamal XIV Laksamana Pertama TNI Imam Musani, S.E., M.Si., M.Tr., Opsla.
Komentar