Minggu, 12 Mei 2024 | 17:54
NEWS

Migrasi TV Analog ke TV Digital Punya Keuntungan Baik untuk Anak

Migrasi TV Analog ke TV Digital Punya Keuntungan Baik untuk Anak
Anak-anak serius menonton sebuah acara TV Analog di kawasan Cikarang

ASKARA – Televisi merupakan salah satu media yang berhasil masuk dan mengisi ruang keluarga. Berdasarkan riset Nielsen pada kuartal kedua 2019, tingkat penetrasi televisi pada masyarakat mencapai 94 persen dibanding media lainnya.

Menurut Anggota Pokja Komunikasi Publik Gugus Tugas Migrasi TV Digital, Apni Jaya Putra setidaknya ada 87 juta anak di Indonesia yang menonton televisi. “Lama menonton televisi rata-rata masyarakat Indonesia 5 jam hingga 18 jam.

Melihat pola hubungan televisi dengan anak-anak di atas, siaran TV Digital hadir membawa beragam fitur agar bisa dimanfaatkan dalam menjaga anak terpapar tayangan tak pantas. Disisi lain, siaran TV Digital akan terasa ramah bagi anak-anak karena akan dilengkapi dengan fitur kontrol orang tua. "

Maka, dengan migrasi TV Analog ke TV Digital punya keuntungan baik anak. Orang tua tidak perlu khawatir lagi meninggalkan anak-anak yang menonton televisi. Orang tua bisa memanfaatkan electronic program guidance (EPG).

“Di mana penonton bisa melihat jadwal acara atau sinopsis suatu film yang tampilkan suatu stasiun televisi,” ujar Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal PPI Kementerian Kominfo Geryantika Kurnia, dikutip Antara, beberapa waktu lalu.

Dengan adanya Software Parental lock, terangnya, orang tua bisa mengontrol dan mengatur penggunaan televisi, internet, hingga komputer bagi anak-anak. Fitur ini untuk mengunci tayangan yang dianggap tidak layak tonton.

"Siaran digital ramah anak karena ada (fitur) parental lock. Orang tua bisa menggunakan parental lock. Jadi orang tua lihat dulu EPG dan lihat apakah acara televisi cocok atau tidak dengan anak. Kalau dirasa tidak cocok tinggal di-lock," jelasnya.

Geryantika  mengatakan TV Digital tidak ada bedanya dengan TV  yang ada di rumah saat ini. Masih menggunakan antena yang sama dan tidak perlu beli TV baru. Dia menegaskan, layanan ini pun gratis atau tidak berbayar. "Bedanya hanya set top box (STB) yang harganya hanya Rp 200 ribu hingga 350 ribu yang bisa didapatkan dengan mudah di marketplace hingga toko elektronik," ungkap Geryantika.

Fitur kontrol orang tua ini, paparnya, mengizinkan orang tua mengatur program siaran apa saja yang bisa ditonton anak. Ketika orang tua merasa sebuah program siaran tidak sesuai dengan usia anak, dia bisa menguncinya anak tidak bisa menonton.

Fitur ramah anak ini hanya salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh siaran televisi terestrial digital. Siaran TV Digital juga menjanjikan fitur yang selama ini hanya bisa dinikmati di televisi berlangganan, yaitu jadwal program pada stasiun televisi dan sinopsis cerita jika ada.

Senada dikatakan Komisioner Bidang Kelembagaan KPI Pusat, Hardly Stefano Fenelon Pariela mengatakan, bahkwa fitur parental lock sangat membantu. Apalagi durasi menonton televisi anak-anak cukup tinggi. Bahkan meninggi semenjak adanya pandemi.

Menurutnya, fitur parental lock dan EPG bisa membantu orang tua memilah-memilih tayangan. “Artinya, hadirnya TV Digital dalam rumah-rumah benar-benar bisa ramah anak,” tuturnya.

Hardly mengatakan harapannya ada keragaman konten, semakin banyak program siaran, dan saluran yang ramah anak yang menghibur serta mengandung muatan edukatif. “TV Digital, semakin jadi pilihan untuk aktivitas bersama keluarga. Semua manfaat tersebut diatas bisa dirasakan masyarakat bila beralih ke siaran TV Digital,” kata Hardly.

Ditambah Apni, selama anak menonton, fitur parental lock menjadi “pengamanan tambahan” yang mencegah paparan tayangan tidak pantas pada anak-anak. Fasilitas pengunci siaran ini bertambah ampuh saat dipakai bersamaan dengan Electronic Program Guide (EPG). EPG adalah fasilitas dalam siaran TV Digital untuk melihat sinopsis, dan kategori usia yang disarankan apakah itu anak, remaja, dewasa.

“Artinya dengan EPG menjadi jendela untuk melihat tayangan apa saja yang akan tersaji di televisi. Bilamana tidak sesuai dapat langsung dikunci,” jelasnya.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Agung Suprio menyebutkan, Berdasarkan pengamatan KPI, stasiun TV yang kini beroperasi dengan sistem analog masih belum menjadikan konten ramah anak sebagai salah satu prioritas tayangannya.

“ASO itu nantinya mengedepankan sistem digital sehingga jumlah stasiun TV akan lebih banyak dari saat ini. ASO ini membuka peluang bagi masyarakat mendapatkan konten dari lembaga penyiaran yang lebih baik. Ini mendorong lebih banyak konten ramah anak dan tentunya menjadi keuntungan bagi anak- anak di Indonesia,” ujar Agung.

Ia menambahkan, Program Analog Switch Off (ASO) yang tengah berlangsung di Indonesia menjadi momentum yang menguntungkan bagi anak- anak karena akan lebih banyak kanal untuk konten ramah anak diproduksi.

“Tayangan yang kurang ramah anak masih mendominasi layar kaca Tanah Air dan baru sedikit TV yang memiliki fokus untuk memberikan tayangan hiburan sekaligus edukasi,” tambahnya.

KPI pun mendorong agar setelah ASO terealisasi maka semakin banyak pengelola stasiun TV untuk bisa memperbanyak konten berkualitas dan mengikuti standar ramah anak.

Agung menyebutkan dalam data KPI setidaknya sudah ada stasiun TV yang akan muncul setelah ASO dan memfokuskan programnya khusus untuk anak- anak.

Ia mencontohkan salah stasiun TV yang akan berfokus pada konten khusus anak adalah Mentari TV. “Nanti Mentari TV ini akan berfokus mengambil tayangan dengan format khusus anak, jadi konten- konten mereka dikhususkan untuk anak. Dari pagi sampai pagi tayangan dan konten mereka bisa ditonton oleh anak- anak,” jelasnya.

Program ASO adalag bagian dari program pemerintah untuk melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur penyiaran.

Sebagaimana dikabarkan, proses peralihan dari siaran TV Analog ke siaran TV Digital sudah dimulai. Pada saat 2 November 2022, siaran TV Analog dihentikan untuk sepenuhnya beralih ke siaran TV Digital. Sekarang dengan adanya simulcast, masyarakat sudah bisa menikmati sajian di TV Digital yang bersih gambarnya, jernih suaranya, dan canggih teknologinya.

Bila pesawat televisi yang ada di rumah sudah tertanam teknologi penerima DVBT2 di dalamnya, otomatis menangkap siaran TV Digital. Tinggal lakukan pencarian ulang program. Bila belum otomatis menangkap, berarti televisi masih analog. 

Sekalipun TV nya sudah layar datar belum tentu ada penerima DVBT2 di dalamnya. Artinya TV layar datar yang masih analog. Untuk TV analog, perlu tambahan Set Top Box (STB). STB harganya terjangkau dan mudah didapatkan di toko elektronik atau toko online di marketplace.

Hal penting lainnya yang perlu masyarakat ketahui, menonton siaran TV Digital itu gratis. Tidak perlu bayar iuran bulanan, karena bukan televisi kabel atau televisi satelit. TV Digital bukan pula streaming internet. TV Digital masih perlu antena, yaitu antena UHF atau antena lama yang sudah dipakai selama ini. Tidak perlu ganti antena.

Apa saja manfaat yang diperoleh masyarakat dengan beralih ke TV Digital?

1. TV Digital lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum frekuensi.

2. Dari segi operasional, pos penyelenggara digital bisa bekerjasama dengan penyelenggara multiplexing melalui skema sewa slot siaran TV digital.

3. Kemudian dari sisi kualitas audio dan video, TV Digital jauh lebih baik dibandingkan dengan TV Analog.

4. Pemirsa TV Digital bisa menikmati kualitas standar gambar yang jernih (High Definition/HD), audio bisa sampai Dolby Stereo, sehingga lebih nyaman untuk dinikmati.

5. TV Digital juga memiliki fitur canggih seperti sinopsis siaran program, siaran bisa dilihat oleh pemirsa secara harian dan mingguan serta dilengkapi dengan fitur Early Warning System untuk peringatan dini apabila terjadi bencana alam.

6. Masyarakat tidak perlu membeli pesawat TV baru atau berlangganan internet untuk memperoleh siaran TV Digital. Masyarakat cukup membeli alat yang bernama set top box untuk menerima siaran TV Digital terrestrial.

#ASO #analogswitchoff #TVdigital #siarandigitalindonesia #ASO2022

Komentar