Jumat, 26 April 2024 | 13:30
NEWS

Syahganda Nainggolan: Di Tangan La Nyalla, DPD Punya Gigi, Sebelumnya Jadi Pengekor

Syahganda Nainggolan: Di Tangan La Nyalla, DPD Punya Gigi, Sebelumnya Jadi Pengekor
Syahganda Nainggolan (Dok tangkapan layar)

ASKARA - Aktivis Syahganda Nainggolan angkat bicara mengenai pidato yang disampaikan Ketua DPD RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti dalam pertemuan peringatan 25 Tahun "Mega Bintang" di Solo, Jawa Tengah, Minggu (5/6).  

La Nyalla dalam pertemuan itu menyampaikan pidato dengan tema "Kekuatan Rakyat versus Kekuatan Oligarki".

Menurut Syahganda, La Nyalla satu-satunya ketua lembaga negara yang menekankan bahwa Indonesia dikontrol oligarki dan harus dilawan agar bisa menjadi kekuatan rakyat.

Cara yang paling cepat, menurut La Nyalla, adalah melakukan uji material undang-undang pemilu (judicial review) agar presidential treshold 20 persen bisa menjadi nol persen.

"Di tangan La Nyalla, DPD ini punya gigi sekarang. Di dalam kepemimpinan sebelumnya DPD lebih kepada pengekor. Kalau sekarang punya marwah, tokoh-tokohnya menjadi tokoh perubahan bukan ikut arus," ujar Syahganda Nainggolan, dalam perbincangan dengan aktivis Thionghoa, Lieus Sungkarisma, di YouTube, Senin (6/6). 

Secara kapasitas dan ruh, kata Syahganda, apa yang dilakukan La Nyalla sangat kuat di masyarakat.

"Secara kelembagaan dia sudah mendapat mandat resmi dari rapat dalam kepemimpinan DPD. Kalau dulu (judicial review) datang secara perorangan, sekarang lembaga tinggi negara," jelas Syahganda.

Sementara, Lieus Sungkarisma mengatakan, harapan masyarakat terhadap DPD saat ini sedang tinggi. Hal itu diketahui Lieus saat mendampingi korban Jiwasraya.

"Ternyata DPD ini sudah membentuk pansus tentang Jiwasraya, dan mereka bekerja. Jadi rakyat ada harapan. Sedangkan yang di DPR panja sudah disetop padahal belum selesai urusannya," kata Lieus.

Balik lagi ke Syahganda, dia mengatakan, meski DPD secara aturan legalnya kekuasan dibatasi tapi sebagai perwakilan masyarakat di daerah DPD sangat signifikan. 

"Dia disenangi rakyat untuk menceritakan tentang kegelisahan rakyat termasuk soal presiden yang dikunci oleh para oligarki sehingga orang-orang benar tidak bisa masuk (mencalonkan diri sebagai presiden,red)," jelas Syahganda.

Syahganda mengaku sangat senang ketika ada sosok bernama La Nyalla Mahmud Mattalitti yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD RI menjadi kekuatan progresif.

“Kan La Nyalla kalau dia mau menjadi bagian dari kekuatan oligarki, gampang. Dia sudah di atas, tinggal dia masuk dalam geng oligarki itu nggak ada susahnya untuk dapat menteri, dapat uang banyak, transaksi-transaksi oligarki itu, tapi ternyata dia sekarang justru mendapatkan hidayah menjadi kelompok yang menggerakkan kelompok-kelompok progresif,” kata Syahganda.

“Jadi saya lebih bahagia melihat LaNyalla satu tumbuh, mungkin seribu LaNyalla tumbuh. Daripada Jokowi ini bertaubat, karena saya pengen Jokowi jatuh kita adili gitu, karena banyak kesalahan dia,” sambung Syahganda.

 

Komentar