Rabu, 08 Mei 2024 | 08:49
NEWS

Jurnal Medis Internasional Terbitkan Artikel Vaksin Nusantara, Strategi Potensial Akhiri Pandemi

Jurnal Medis Internasional Terbitkan Artikel Vaksin Nusantara, Strategi Potensial Akhiri Pandemi
Ilustrasi Vaksin Nusantara (Dok Istimewa)

ASKARA - Vaksin sel dendritik atau biasa disebut Vaksin Nusantara yang digagas Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad(K) telah diterbitkan di jurnal medis internasional.

Jurnal itu diterbitkan Informa UK Limited, pada 26 Mei 2022 dengan penulis Jonny Jonny, Terawan Agus Putranto, Enda Cindylosa Sitepu dan Raoulian Irfon dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Indonesia.

Artikel yang memuat sebelas halaman dan dipublish di http/www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14760584.2022.2080658 itu diberi judul: Dendritic cell vaccine as a potential strategy to end the COVID-19 pandemic. Why should it be Ex Vivo?

Dalam kata pengantar artikel dituliskan bahwa mengembangkan vaksin aman dan efisien yang dapat merangsang kekebalan luas dan jangka panjang untuk infeksi SARS-CoV-2 adalah penelitian paling penting saat ini. 

Sebagai sel penyaji antigen (APC) paling kuat, sel-sel dendritik (DCs) dapat menginduksi kekebalan sel T yang kuat. 

"Selain itu, DCs juga memainkan peran penting dalam patogen COVID-19, menjadikan mereka sasaran vaksinasi potensial. Namun, vaksin DCs-based dengan muatan ex vivo (di luar organisme) belum dieksplorasi untuk COVID-19," tulisnya.

Dituliskan, vaksin berbasis sel dendritik adalah pendekatan vaksinasi baru. 

"Penelitian terhadap vaksin-vaksin sel dendritik pada pasien kanker yang telah dilakukan hingga saat ini menunjukkan hasil yang menjanjikan," lanjutnya.

Dalam kesimpulan tulisan artikel itu disebutkan, sel dendritik merupakan sel penyaji antigen paling kuat yang dapat mengaktifkan beragam kekebalan sel-T. 

"Sel dendritik memainkan peran penting dalam imunitas bawaan dan adaptif. SARS-CoV-2 dapat menginfeksi sel dentritik yang mengakibatkan gangguan kekebalan bawaan dan adaptif. Vaksin sel dendritik dengan pendekatan ex vivo dapat menghasilkan luaran klinis yang lebih baik," pungkasnya.

Komentar