Kamis, 16 Mei 2024 | 05:41
NEWS

Ternyata, Ini Penyebab Kripto Terra Luna Anjlok hingga 98 Persen

Ternyata, Ini Penyebab Kripto Terra Luna Anjlok hingga 98 Persen
Ilustrasi bitcoin (Dok Istimewa)

ASKARA - Mata uang Terra LUNA diperdagangkan dengan nilai USD 1,07 per koin atau setara dengan Rp15,5 ribu per koin. 

Melansir Coinmarketcap, pada Kamis (12/5) pukul 08.42 WIB, pada pekan lalu, mata uang Terra LUNA dibanderol dengan harga USD86,7 atau sekitar Rp1,26 juta. Hanya dalam sepekan, mata uang kripto LUNA Coin telah anjlok hingga 98 persen. 

Pencipta Terra, Do Kwon, menyatakan pihaknya meningkatkan tingkat pencetakan LUNA Coin dalam beberapa hari terakhir. Dengan begitu, investor kripto juga akan semakin banyak yang bertransaksi. 

Sebagai informasi aset kripto bernama Terra dengan kode perdagangan LUNA adalah proyek berbasis blockchain yang dikembangkan Terra Labs di Korea Selatan. Ambisinya adalah menciptakan stablecoin yang terkait dengan uang resmi dari bank sentral.

Terra memiliki tujuan mendukung sistem pembayaran global dengan settlement cepat dan terjangkau seperti Alipay di Blockchain.

Saat diterbitkan pertama kali nilainya US$0,8 per koin dan sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$119,55 per koin pada April lalu. Bahkan pernah menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar senilai US$40 miliar.

Terra LUNA punya peran yang vital untuk menstabilkan harga dari stablecoin Terra dan mengurangi volatilitas pasar. Saat stablecoin turun sedikit maka Terra LUNA akan dibakar sebagai cara harga bisa stabil.

Terra stablecoin paling populer saat ini salah satunya adalah TerraUSD dengan kode perdagangan UST, dikutip dari CoinDesk yang diunggah CNBCIndonesia, Jumat (13/5). 

TerraUSD sendiri merupakan proyek stablecoin terkait dengan nilai tukar dolar AS. Token tersebut menawarkan penyimpanan nilai lebih baik untuk menghindari volatilitas mata uang kripto. Pengembang menawarkan target satu koin senilai US$1.

Namun, ternyata harga TerraUSD amblas di bawah US$1, pada Rabu (11/5) hanya 26 sen dolar AS. Namun akhirnya menguat senilai 80 sen dolar AS, tapi tetap di bawa target yang ditawar.

Sejauh ini belum dipastikan penyebab turunnya harga TerraUSD. Namun kejadian ini menyeret juga harga Terra LUNA hingga menurun.

Do Kwon, pencipta koin, berusaha memperbaiki keadaan berupaya mengembalikan TerraUSD ke harga target US$1. Caranya meningkatkan tingkat pencetakan Terra LUNA baru per hari, yakni memungkinkan pasokan stablecoin habis.

"Saya mengerti bahwa 72 jam terakhir sangat sulit bagi Anda semua - ketahuilah bahwa saya bertekad untuk bekerja dengan Anda semua untuk mengatasi krisis ini, dan kami akan membangun jalan keluar dari ini," ungkapnya seperti dikutip dari CNBC International.

Investor mengharapkan suntikan modal baru dengan tujuan mendorong proyek. Pendukung TerraUSD bahkan dilaporkan berupaya mengumpulkan lebih dari US$1 miliar dalam pendanaan.

Namun, kepala internasional pertukaran kripto Luno, Vijay Ayyar mengatakan pengumuman Do Kwon tidak membuat peningkatan kepercayaan terjadi pada investor. 

"Mereka membiarkan sistemnya kehabisan tenaga dengan harapan akan investor akan masuk kembali kembali ketika pasokan TerraUSD yang 'berlebihan' telah habis," kata Ayyar.

Do Kwon diketahui mengumpulkan Bitcoin senilai miliaran dolar dalam Luna Foundation Guard miliknya. Dengan tujuan mendukung TerraUSD saat waktu krisis.

Ketakutannya, saat ini Do Kwon akan membuang Bitcoin ke pasar dan justru menghasilkan aksi jual yang lebih besar.

TerraUSD tercatat sebagai pemain utama dalam algoritme  stablecoin dengan pasokannya diperkirakan ada 16 miliar token. Padahal sektor tersebut terbilang sebagai suatu fenomena terbaru. 

David Moreno Darocas, analis riset CryptoCompare, menjelaskan kerapuhan dari stablecoin tersebut. Menurutnya TerraUSD berkembang jadi sesuatu yang kontroversial dalam ekosistem kripto.

"TerraUSD telah berkembang menjadi bagian integral dan kontroversial dari ekosistem kripto," pungkasnya.

Komentar