Sabtu, 27 April 2024 | 05:02
NEWS

Soal Potensi Adanya Letusan Besar Gunung Merapi, Begini Penjelasan BPPTKG

Soal Potensi Adanya Letusan Besar Gunung Merapi, Begini Penjelasan BPPTKG
Gunung Merapi Meletus (Dok BPPTKG)

ASKARA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyampaikan, kecil kemungkinan adanya potensi ledakan besar di Gunung Merapi meski statusnya siaga dan masih dalam fase erupsi, per Jumat (29/4). 

Menurut BPPTKG, masih terdapat potensi letusan kecil dengan radius 3 kilometer di daerah potensi bahaya.

"Aktivitas Merapi saat ini masih terus berlangsung, dengan erupsi yang eksplosif sudah cukup lama. Tentunya kita harus tetap berwaspada menghadapi Merapi ini," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida, dalam keterangannya, Jumat (29/4). 

Hanik mengatakan, untuk potensi eksplosif besar potensinya sangat kecil. 

"Tapi untuk eksplosif yang lebih kecil, ada di radius 3 KM. Sampai kapan ini tidak bisa memastikan, ini alam. Kita tidak tahu berhentinya sampai kapan magma mengalir lagi," sambungnya.

Fase erupsi Gunung Merapi sudah terjadi tiga fase mulai September 2021 hingga Maret 2022 dan terdeteksi dengan vulkanik dalam dan beberapa gempa internal. 

Dikatakan Hanik, potensi bahaya terbesar saat ini berupa guguran lava dan awan panas yang mengucur ke arah Barat Daya, meliputi Sungai Boyong dengan jarak maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Sungai Bebeng, dan Sungai Kresak sejauh 7 kilometer.

Di sisi tenggara, aliran lava dapat sampai ke Sungai Woro dengan jarak maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer. 

Sedangkan letusan kecil yang dapat melontarkan material vulkanik dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak gunung.

Sejak 11 Maret sampai saat ini, indikasi magma ke permukaan masih ada dengan aktivitas gempa juga masih terjadi. 

Hanik memperingatkan warga agar tidak berada di sekitar kawasan daerah potensi bahaya saat hujan, karena hujan dapat memicu lahar dan ketidakstabilan kubah lava.

"Musim hujan ini bisa sampai awal Juni, kita antisipasi dapat memicu lahar dan ketidakstabilan kubah lava. Masyarakat disarankan tidak beraktivitas di wilayah ketika hujan terjadi di Gunung Merapi," tandasnya.

Komentar