Sabtu, 11 Mei 2024 | 17:59
NEWS

Anggaran Pambangunan Sirkuit Formula E Membengkak, PAN Bandingkan dengan Mandalika

Anggaran Pambangunan Sirkuit Formula E Membengkak, PAN Bandingkan dengan Mandalika
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani (Dok DPRD DKI).

ASKARA - Anggaran pembangunan sirkuit balap mobil Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara mencapai Rp60 miliar lebih.

Terbaru, Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak mengungkapkan, anggaran pembangunan sirkuit Formula E bukan Rp60 miliar seperti yang diungkapkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro), melainkan Rp75 miliar. 

Sementara, nilai kontrak pada saat proyek sirkuit Formula E dilelang sebesar Rp50,15 miliar. 

Terkait hal itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN, Zita Anjani buka suara. Dia menilai, tidak ada yang aneh dari kenaikan anggaran untuk pergelaran balap mobil Formula E di Jakarta itu.

Zita Anjani mengatakan, meski anggaran meningkat namun masih tidak melebihi anggaran rencana awal. Zita kemudian membandingkannya dengan anggaran pembangunan Sirkuit Mandalika.

"Kalau mau melihat lebih luas, pembangunan sirkuit Formula E anggarannya tidak seberapa, dibandingkan pembangunan sirkuit lain. Contoh, Sirkuit Mandalika dengan panjang 4,31 km menelan anggaran Rp950 miliar. Formula E yang panjangnya 2,4 Km, hanya Rp60 M. Tentu lebih hemat," ungkap Zita dalam keterangannya, dikutip Sabtu (12/3).

Paling penting, kata Zita, anggaran untuk pengerjaan sirkuit itu bukan dari penyertaan modal dalam APBD, melainkan RKA PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

"Kita dukung, pembangunannya sudah separuh jalan. Apalagi kata wagub mau dipermanenkan, tentu lebih baik. Saya pribadi, tidak sabar duduk di bangku penonton menyaksikan pak gubernur meresmikan ajang balap international ini," katanya.

Sebelumnya, Manajer Senior PT Jaya Konstruksi, Manggala Pratama Ari Wibowo mengatakan, pembengkakan biaya itu lantaran adanya sejumlah faktor pengerjaan seperti pengerasan tanah yang ternyata menelan anggaran lebih besar.

“Sirkuit doang. Iya (naik), karena ada tambahan-tambahan,” katanya, Minggu (6/3). 

Ari yang berada di lokasi menjelaskan, selama pengerjaan ada beberapa hal yang ternyata membutuhkan waktu dan fokus yang lebih besar.

“Misalnya di dalam tanah ada tanah lunak beberapa meter, lunaknya seperti apa. Itu kan unseen. Untuk melakukan penyelidikan waktunya tidak sebentar. Jadi, yang unseen itu akhirnya menjadi prioritas, diperkirakan. Ternyata yang unseen itu lebih berat,” imbuhnya. 

Komentar