Sabtu, 18 Mei 2024 | 12:54
NEWS

Webinar Bedah Buku Pesan Islam Menghadapi Krisis

Prof Rokhmin Dahuri Prihatin Bangsa Indonesia Produktivitas Menulis Buku Sangat Rendah

Prof Rokhmin Dahuri Prihatin Bangsa Indonesia Produktivitas Menulis Buku Sangat Rendah
Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS

ASKARA - - Kunci maju adil makmurnya sebuah bangsa menguasai sains dan teknologi, salah satu indikator suatu bangsa itu menguasai sains dan teknlogi dan menerapkannya dalam kehidupan keseharian produktifitas dalam negeri.

“Sedihnya bangsa Indonesia produktivitas menulis bukunya dalam kategori sangat rendah. Dengan India kita kalah. Hal ini mengindikasikan bangsa kita tidak sedang tidak baik-baik saja,”  ujar Menteri Keluatan dan Perikanan RI Periode 2001-2004, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS dalam Webinar Bedah Buku Pesan Islam Menghadapi Krisis SERI#1 Save Our Earth  Save Our Live Karya Anis Matta diselenggarakan Majelis Gelora Cinta Rosul, Ahad (20/2/2022).

Maka, Prof. Rokhmin mengaku setiap kali diundang acara bedah buku dirinya bersyukur kepada Allah SWT. “Buku ini sangat relevan jika diimplementasikan di Indonesia akan membuat bangsa itu baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur (Negeri yang baik dengan Rabb (Tuhan) yang Maha Pengampun),” sebut Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University itu.

Jelasnya, semakin pemimpinnya imtak (Iman dan Takwa) nya kuat maka umatnya akan berjaya. Sebagaimana dimulai Rasulullah SAW, Khulafaur Rosyidin, Umar bin  Abdul Aziz, Harus Al Rasyid, kemudian Muhammad Al Kahfi umat Islam berjaya selama 10-11 abad.

“Ketika pemimpinnya memang selain kapatibilitas dunia dan ipteknya kuat juga imtak nya membara. Jika  kita ingin menjadikan Indonesia sebagai baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur maka spiritual kuncinya,” kata Prof. Rokhmin Dahuri.

Yang memprihatinkan, ungkapnya, di Negara yang merupakan pendudunya Muslim terbesar di dunia ternyata kesenjangan kaya miskin Indonesia terburuk ketiga di dunia, dimana 1 persen orang kaya menguasai 49 persen kekayaan Negara. Sedangkan yang paling buruk di dunia itu Rusia, 1 persen orang kaya menguasai kekayaan Negara, dan terburuk ke 2 Thailand.

“Mohon maaf, 1 persen orang kaya di Rusia itu semuanya pribumi. Begitu juga di Thailand. Sedangkan di Indonesia menurut Pak Jokowi nasionalisme nya rendah. Ada 11 Ribu Triliun uang konglomerat disimpan di luar negeri,” kata Anggota Dewan Pakar Majelis Nasional Korps Alumni HMI (Kahmi) itu.

Hal itu, katanya, indikasi bahwa konglomerat kita nasionalismenya masih rendah, keuntungan usahanya disimpan di luar negeri.  “Harusnya kalau nasionalisme tinggi 11 Triliun itu diinvestasikan untuk membangun pabrik di Indonesia,” katanya.

Dia meyakini jika konglomeratnya punya nasionalism, dimana 11 Ribu Triliun Rupiah yang artinya sekitar tiga kali APBN saat ini hadir ke pangkuan pertiwi lalu diinvestasikan, kita sudah makmur.

Buku ini, lanjutnya, berdasarkan dari Alquran dan Al Hadits menjadi alasan rasional. Bahwa sistem kehidupan yang dibuat manusia yang namanya komunism sudah death (mati) sejak 1989 sejak  glasnost (keterbukaan politik)  Uni Soviet oleh Mikhail Gorbachev.

“Secara rasional, komunisme tidak sesuai dengan fitrah manusia. Bagaimana sistem ekonomi harus dibangun atas sama rata sama rasa. Seharusnya orang cerdas, orang yang saleh, bekerja kerjas mendapat reward dunia sama dengan orang yang malas, preman, mabok. Jadi tidak ada insentif untuk maju, segalanya harus sentral planning di manaje oleh negara, tidak sesuai dengan fitrah manusia,” katanya.

Karena itu, terang Prof. Rokhmin Dahuri, Rasulullah dalam prinsip ekonomi sangat profesional, sangat aware dengan fitrah manusia. Sektor-sektor untuk public seperti kesehatan, pendidikan, sumber daya alam, harus di manaje oleh Negara.

“Tetapi kalau sektor-sektor yang bisa diserahkan kepada pasar, Rasulullah menyerahkannya kepada mekanisme pasar. Namun kalau ada monopoli, penipuan baru Negara harus mengkoreksi,” jelas Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Rokhmin mengingatkan dalam mengatasi krisis atau musibah karena kita berasal dari Allah maka kita kembali ke Allah. Jadi, respon spiritual semacam itulah muslim dan muslimah yang soleh dan solehah yang kuat apapun goncangan krisisnya dia tetap tenang. Karena spiritnya tenang, jiwanya tenang maka imunitas menjadi tinggi. “Kalau imunitas tinggi, Insya Allah peluang  Covid memapar kita sangat rendah,” ujar .

Selanjutnya, Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia menjelaskan, adalah kiat sabar. Kalau kita mempunyai mashalat hidup bahwa segala sesuatu adalah milik Allah seharusnya kita punya sikap bahwa manusia berusaha dan berdoa, sedangkan hasil itu milik Allah.

Kalau kita Muslim dan Muslimah yang Islami semacam itu, Insya Allah akan menjadi manusia yang berhasil. Karena hidup pada dasarnya ada dua, ada kebajikan yang menurut pandangan kita bahwa manusia itu baik, ada keburukan seperti musibah, kecelakaan, tidak naik pangkat, ingin menjadi menteri tidak jadi.

“Muslim dan Muslimah yang berhasil dalam menghadapi kebajikan bersyukur sehingga tidak menjadi binal, tidak menjadi maksiat, tidak menjadi koruptor, tidak menjadi kikir bakhil seperti Qarun. Sementara kalau kita sedang menhadapi cobaan harus bersabar,” tutur Ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara) ini.

Karena, lanjutnya, seluruh argument dalam buku karya Anis Matta, kalimat perkata berbasis Alquran  jika ditulis berdasarkan pedoman hidup yang dibuat oleh Allah, Tuhan Yang menciptakan alam semesta. Bahwa Islam dengan pedoman hidupnya berupa Alquran dan Hadits oleh Allah sudah dinyatakan, Innaddina Indallahil Islam.

“Ada argument teologi bahwa Allah yang menciptakan alam semesta merupakan system yang sangat clear bahwa pedoman hidup yang namanya Islam diridhoi satu-satunya, dan Islam adalah agama yang paling sempurna dan diridhai Allah, ” tutur Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2020 – 2024 itu.

Implikasinya, kata Prof. Rokhmin Dahuri, umat manusia menjalankan Islam secara kaffah dan ittiba, bisa digapai seperti jaman golden age (mulai dari Fatuh Makkah sampai dunia sebelum revolusi industry – abad ke 7-16). “Hampir 1000 tahun umat Islam pernah menguasai sepertiga dunia. Dan ketika umat Islam menguasai dunia kehidupan manusia sangat adil, sains dan teknologi sangat berkembang,” ungkapnya

Menurutnya, apa yang ditulis oleh Ustad Anis Matta mengenai cara mendeteksi krisis, dinamika geo politik dan siklus perubahan  semua kita harus baca.

“Kalau Pak Jokowi dan seluruh anggota kabinetnya membaca buku ini sesungguhnya menggapai dunia Indonesia Emas tahun 2024, atau dalam bahas Anis Matta bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan ke 5 di dunia,” imbuh Honorary Ambassador of Jeju Islands dan Busan Metropolitan City, South Korea ini.

 

Komentar