Sabtu, 27 April 2024 | 03:09
OPINI

Orang Tionghoa pertama di Semarang

Orang Tionghoa pertama di Semarang
Klenteng Cheng Ho di Semarang

Oleh: Mang Ucup *)

Artikel ini dipersembahkan untuk hopeng baik saya, bapak Ichsan Hidayat.

Tionghoa pertama kali berlabuh di Kota Semarang, Jawa Tengah bertujuan untuk melakukan perdagangan. Saat itu mereka ada yang berdagang dan menetap di sebuah desa di Wilayah Mangkang yang disebut dengan Desa Ngaliyan.

Dalam bahasa Indonesia, Ngaliyan yang merupakan bahasa Jawa berarti perpindahan atau berpindah. Nama Desa Ngaliyan berasal dari seorang ilmuwan Tionghoa bernama Na Lie Ang dari Gedung Batu.

Raja Gula dari Semarang adalah Oei Tiong Ham. Semasa hidupnya tercatat dalam daftar orang terkaya dunia. Pada puncak kejayaannya sekitar dekade 1920-an Oei Tiong Ham pernah dijuluki sebagai “Tuan 200 Juta Gulden”, karena menjadi pengusaha pertama yang kekayaannya menembus angka 200 juta gulden.

Lelaki etnis Tionghoa saat itu tidak boleh membawa serta para istri mereka dari China. Tak heran, mulai saat itu munculah beberapa para wanita keturunan etnis Tionghoa mengenakan kebaya, berambut konde (sanggul) dan mengunyah kinang (daun sirih) layaknya pribumi asli Kota Semarang. Akhirnya  banyak kata-kata dari bahasa China yang digunakan untuk pergaulan sehari-hari mereka.

Seperti kata-kata Cat atau Cet (cairan untuk mewarnai) berasal dari kata Hokkian “Tjhat”. Kemudian kata Anglow, tempat api untuk memasak dari tanah liat diberinama Anglo dari kata”'Hanglow” dan lain-lainya.

Selain itu, saat itu mulai munculah beberapa kuliner atau masakan yang identik dengan bangsa etnis Tionghoa seperti; Bakso, Bakmi, Tahu, Bolang baling.

Kemudian dikenal pula makanan seperti kue Ku, Bakpao, Wedang Tahu, Wedang Ronde, Kue Pia dan salah satu makanan khas Kota Semarang yang sudah mendunia yaitu Lumpia.

Nama lumpia berasal dari dialek Hokkien, “lun” atau “lum” berarti lembut, dan “pia” berarti kue. Oleh sebab itu awalnya lumpia itu hanya berupa lumpia basah yang lembut saja.

*) Menetap di Amsterdam, Belanda

Komentar