Rabu, 15 Mei 2024 | 19:10
NEWS

Diskusi Seknas PMP: Menakar Sosok Puan Maharani, Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif Kebangsaan

Diskusi Seknas PMP: Menakar Sosok Puan Maharani, Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif Kebangsaan
Diskusi Seknas PMP (Dok Istimewa)

ASKARA - Tepat pada peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2021, Sekretariat Nasional PMP menggelar Diskusi Refleksi Akhir Tahun Perempuan Hebat bertema "Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif Kebangsaan".

Diskusi menghadirkan tiga pembicara yakni, Peneliti Senior LIPI, Siti Zuhro; Guru Besar Komunikasi UPH, Emrus Sihombing; dan Akademisi Bambang Haryanto yang dipandu moderator RR Sasmaya Hati sekaligus Perwakilan Seknas Sumatra Utara. 

Diskusi tersebut digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan sekaligus launcing tagar #PeremPuanHebat dari Seknas PMP. 

Dalam pemaparannya, Siti Zuhro mengajak peringatan Hari Ibu dipahami secara utuh dan tentu jangan ditarik dari politik ansih. 

"Tapi ini betul-betul memahami suatu peran penting perempuan dalam konteks dia ada di dalam rumah, di luar rumah, dan di dalam tingkat yang lebih besar makro negara bangsa," ujar Siti Zuhro.

 

Dalam bidang politik, kata Siti Zuhro, perempuan masih sedikit yang terlibat. Dalam parlemen pun, kuota perempuan tidak pernah melampaui angka 21 persen dari 30 persen kuota yang ditetapkan. 

"Ini apa yang salah? Ini parpol gimana? PDIP partai besar, jadi kita dorong lagi kaum perempuan betul-betul dipertimbangkan, diakomodasi, dimuliakan dan diperankan maksimal,” ujar Siti Zuhro. 

Sedangkan Emrus Sihombing mengatakan, kaum perempuan harus memiliki eksperimen sosial. 

"Akses perempuan harus memperluas diri sebagai aktor yang bisa mempengaruhi. Perempuan harus bersaing dengan laki-laki, harus lebih hebat. Ketua DPR RI Puan Maharani sangat mumpuni sebagai calon presiden RI," kata Emrus.

Emrus menilai Puan Maharani sangat jelas dan memiliki nasionalisme yang kuat.

“Harus saya sampaikan bahwa Puan satu-satunya calon yang saat ini memiliki jejak ideologis yang jelas dan pasti. Jangan lupa, Puan adalah anak ideologis sekaligus anak biologis nasionalis,” tegas Emrus.

Sedangkan Akademisi Bambang Haryanto memberi contoh peran perempuan di zaman Ratu Shima yang dikenal dengan kepemimpinan berkeadilan yang hebat. 

Kala itu, kata dia, belum ada pemimpin laki-laki yang berlaku adil. Cut Nyak Dien, Maharani nama Ratu Tungga Dewi, lanjutnya, telah membuktikan sebagai perempuan hebat di Indonesia. 

"Fakta ilmiah untuk politik saat ini dirasa belum ada calon kepemimpinan ditahun 2024 yang akan datang," urai Bambang.

Seorang calon pemimpin, tambah Bambang, tentunya harus melalui serangkaian ujian. Dia menyebut, distruksi kepemimpinan oleh perempuan bisa terjadi. 

Sementara, Ketua Umum Seknas PMP, Tendry Masengi mengatakan, diskusi tersebut merupakan kegiatan awal Seknas PMP.  

"Kegiatan ini merupakan kegiatan awal kita di Seknas PMP sekaligus soft launching,” kata Tendry Masengi. 

Komentar